iklan MELAMBUNG: Menjelang Idul Fitri harga sembalo di Pasar  Keramat Tinggi Muarabulian, mulai melambung.
MELAMBUNG: Menjelang Idul Fitri harga sembalo di Pasar  Keramat Tinggi Muarabulian, mulai melambung.
Menjelang lebaran harga Sembako di Batanghari dan Sarolangun, mulai merangkak naik. Pantauan harian ini di Pasar Keramat Tinggi Muarabulian, ada beberapa bahan pokok yang mengalami lonjakan harga. Cabai dari Rp 40.000 kini naik menjadi Rp 55.000 perkilo, daging sapi Rp 115.000 perkilo. Bayam satu ikat Rp 2.000 naik menjadi Rp 3.000. Ayam potong dar Rp 22.000 naik menjadi Rp 25.000.

‘’Kenaikan harga sembako ini sudah menjadi penomena dan hal biasa menjelang Ramadan dan menjelang hari raya,” ujar Kadis Perindagkop Batanghari,  M Rizal.

Mengantisipasi agar harga Sembako kembali normal, akunya, belum lama ini Disperindagkop telah mengadakan Pasar Murah. Namun menjelang lebaran harga Sembako tetap merangkak naik. Ini dikarenakan kebutuhan konsumen meningkat. ‘’Kalau menjelang lebaran, harga sembako pasti naik. Ini dikarenakan kebutuhan konsumen meningkat,” jelasnya.

Menurutnya, diprediksikan ancaman kenaikan harga Sembako masih akan menghantui masyarakat pasca Hari Raya Idul Fitri, bahkan kenaikan harga cukup signifikan yakni hampir 50 persen dari harga awal, dan akan terjadi hingga usai Idul Fitri.

Terpisah, Hartati -- ibu rumah tangga mengatakan pengaruh kenaikan harga Sembako ini membuat ibu rumah tangga yang akrab dengan kebutuhan dapur sedikit kewalahan dengan naiknya harga yang cukup mengganggu keuangan rumah tangga. ‘’Melonjaknya harga Sembako membuat kami merasa sedikit kewalahan, karena kebutuhan menjelang Idul Fitri banyak. Bukan hanya saja terhadap yang sifatnya makanan, namun juga hal lainnya seperti baju lebaran,” ujarnya.

Yang sama juga terjadi di Sarolangun. Stok ternak pedagang terutama kerbau dan sapi mulai menipis. Dari data yang diperoleh  dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Sarolangun untuk sapi perkiraan kebutuhan dari H-3 sampai dengan H-1 Lebaran sebanyak 38 ekor, sementara stok pedagang hanya 21 ekor dan pemerintah 6 ekor.

‘’Untuk kerbau perkiraan kebutuhan H-3 sampai dengan H-1 Lebaran sebanyak 77 ekor sementara stok di pedagang hanya 48 ekor sedangkan stok pemerintah tidak ada,’’ sebut Kadisnakkan Sarolangun, Ir Gunawarman didampingi Kabid Peternakan Amrizal, SPt.

Dikatakannya, perkiraan kebutuhan lebaran berdasarkan realisasi pemotongan dan penjualan tahun Lalu. Sedangkan stok pedagang diketahui berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan petugas Disnakkan kepada para pedagang yang ada di Srolangun. Soal keterbatasan stok, akunya, tidak menjadi masalah. Sebab menjelang lebaran biasanya pedagang tetap mencari stok ke daerah lain. ‘’Saat ini pedagang masih melihat kondisi pasar, kalau memang nanti stok memang kurang, pedagang bisa mencukupinya,’’ ujar Amrizal.

Soal harga, akunya, meski stok terbatas, namun harga tetap berkisaran Rp 100 ribu perkilogram. Harga tersebut termasuk rendah dibandingkan dengan daerah lain. ‘’Pedagang tetap melihat daya beli masarakat, kalau lebih dari Rp 100 ribu perkilo, kemungkinan masyarakat akan sulit menjangkaunya. Sebab kondisi ekonomi masyarakat saat ini tidak memungkinkan,’’ tambahnya.

Sementara untuk stok ayam ras dan telur ayam, tidak ada kendala. Stok pedagang mencukupi dalam menghadapi lebaran. ‘’Masyarakat tidak usah terlalu bergantung dengan daging sapi atau kerbau untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Masyarakat bisa mencari alternative sumber protein lain yang lebih terjangkau seperti dagaing ayam mapun ikan,’’ tandasnya

Sementara di Bangko, meski Hari Raya Idul Fitri atau lebaran tinggal beberapa hari lagi, harga sembilan kebutuhan pokok (Sembako) di Kota Bangko relatif stabil dan tidak ada tanda-tanda lonjakan harga. Harga beras dua lele dijual Rp Rp 170 ribu, dan  naruto dijual Rp 174 ribu perkarung berat 20 kilogram. Telor perkarpetnya masih Rp 33 ribu, tepung Rp 7500 per kilogram, susu indomil putih dijual Rp 9 ribu perkaleng, susu coklat Rp 8 ribu dan kacang tanah Rp 18 ribu perkilo. Minyak curah masih dijual Rp 10 ribu perkilogram, mie hun dijual Rp 46 perbal, kecap kemasan Rp 62 perdus, garam halus Rp 1500 dan garam kasar Rp 2000 per kilogramnya.

‘’Tidak ada harga sembako yang naik, semunya masih harga yang lama. Sejak ada kenaikan diawal puasa dulu, hingga kini harga sembako tetap bertahan,” ungkap Suprianto, salah seorang pedagang Sembako di Pasar Baru Bangko.

Menurutnya, harga Sembako akan tetap stabil dan kecil kemungkinan akan mengalami kenaikan pada lebaran tahun ini. ‘’Biasanya seminggu jelang lebaran sudah naik, tapi tahun ini tidak ada tanda-tandanya,” ujarnya.

Bahkan, tuturnya pengunjung pasar tahun ini menurun di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Turunya harga komaditi andalam masyarakat Merangin yakni karet dan sawit, diperkirakannya menjadi penyebab rendahnya daya beli masyarakat. ‘’Kalau dibandingkan hari biasanya, memang ada peningkatan pengujung. Tapi dibandingkan tahun lalu, tahun ini menurut sangat. Faktor turunnya sawit dan karet itu bisa menjadi penyebabnya,” jelasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images