iklan
MERANGIN, karena Desa Air Liki Kecamatan Tabir Barat merupakan desa paling ujung dan sedikit terlambat mengalami kemajuan, ditambah infrastruktur menuju desa, belum memadai, maka desa ini dianggap desa yang paling terisolir.

Untuk bisa sampai ke desa berpenduduk lebih dari 1.000 ini terlebih dahulu harus menaiki Perahu Mesin (Ketek, red). Setelah itu baru melewati jalan darat. Jalan yang belum tersentuh aspal membuat akses warga ke luar sangat sulit.

Wajar jika biaya kehidupan di desa yang dikenal banyak terdapat emas itu, sangat mahal. Harga besin di desa tersebut tembus Rp 15 ribu perliter. Selain masalah tersebut, kini warga kesulitan masalah pengobatan. Karena untuk bisa sampai ke puskemas terdekat membutuhkan waktu lebih kurang tiga jam.

‘’Memang masih terisolir di sana. Karena jalan menuju ke sana sangat tidak memadai. Hanya ada jalan setapak, itupun terlebih dahulu harus menaiki ketek selama tiga jam,’’ sebut Kabid Jamsarkesfar Dinkes Merangin, drg Sony Propesma, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (17/9).

Sony yang mengakui baru mengunjungi desa tersebut mengatakan, warga di desa tersebut saat ini sangat memerlukan pengobatan. Karena bidan desa yang ada satu orang tidak sangup melayani masyarakat. ‘’Pihak puskesmas hanya bisa turun ke desa tersebut 6 bulan sekali. Karena kalau sering biaya untuk kesana sangat besar, ongkos ketek saja Rp 800 ribu,’’ jelasnya.

Dengan begitu, sebutnya, pihaknya tidak bisa optimal membantu warga desa tersebut. Padahal akunya, warga sangat mengharapkan akan hal itu. ‘’Itulah kendala kita karena transportasi tadi. Karena sulit untuk bisa sampai kesana,’’ ujarnya.

Dijelaskannya, saat ini warga desa yang telah mereka bagikan jamkesmas sudah mencapai 694 orang. Namun peralatan pengobatan untuk warga masih sangat minim. ‘’Warga desa disana juga mengharap bisa mendapatkan alat kontrasepsi gratis. Tapi untuk memenuhi keingin warga disana kita belum bisa. Alat kontrasepsi gratis yang ada hanya di rumah sakit,’’ tuturnya.

Untuk itu, sebutnya, dengan adanya program sekolah bidan gratis bagi warga desa terpencil dan miskin yang dicanangkan bupati Merangin, Al Haris, diharapkan bisa membantu warga disana.

‘’Ada dua orang warga desa di sana telah di sekolah pada jurusan bidan. Dengan begitu, kami berharap mereka bisa mengabdi di daerahnya. Karena kalau orang dari luar sangat susah mencari yang mau tinggal di sana,’’ tandas Sony.

sumber: je

Berita Terkait



add images