iklan SEMINAR: Ketua ISEI Indonesia, Darmin Nasution, Ketua ISEI Jambi Prof. 
Syamsulrizal Tan, dan ekonom Aviliani saat memberikan penjelasan 
konfrensi pers.
SEMINAR: Ketua ISEI Indonesia, Darmin Nasution, Ketua ISEI Jambi Prof. Syamsulrizal Tan, dan ekonom Aviliani saat memberikan penjelasan konfrensi pers.
Daya saing ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan relatif terhadap negara-negara lain, dari peringkat 50 pada tahun 2012 menjadi peringkat 38 di tahun 2013. Demikan juga dengan daya saing Provinsi Jambi yang semakin berkembang dalam dua tahun mendatang. Ini diketahui dari hasil survei World Economi Forum (WEF) tahun 2013 yang disampaikan dalam seminar Nasional ISEI XVI di Abadi Convention Center Jambi.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ESEI) Darmin Nasution, menjelaskan, walapun terjadi peningkatan peringkat, namun di beberapa daerah di Indonesia yang merupakan pusat produksi barang-barang ekspor seringkali mengalami hambatan untuk penetrasi pasar di beberapa negara Asean. Di sisi lain produk dan jasa asing relatif dengan mudah memasuki pasar domestik. "Contoh nyata produk atau industri jasa asing yang masuk kepasar domestik adalah perbankan dan asuransi," katanya.

Kondisi ini juga membuktikan bahwa sektor perbankan dan asuransi Indonesia mempunyai kemampuan dan potensi melakukan penetrasi ke negara-negara Asean. Terbukti pula bahwa, Indonesia sendiri telah memberikan komitmen dalam kontek Asean Framework Agreement on Service (AFAS) baik berupa sektor jasa keuangan perbankan, terbuka untuk menerima kantor bank asing memiliki lebih dari satu kantor atau memiliki cabang di daerah.

Dalam konteks Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku di tahun 2015, maka peningkatan daya saing produk dan jasa menjadi hal yang paling penting. Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi untuk mendorong pelaku bisnis mengembangkan joint venture dengan pelaku bisnis dari negara lain, perlindungan terhadap konsumen UMKM, meningkatkan SDM dan memperkuat daya saing. “Indonesia jangan hanya sebagai pasar bagi MEA, harus bisa memanfaatkan MEA,” tegas Darmin.

Dengan diberlakukannya MEA pada tahun 2015 mendatang, dapat dijadikan peluang untuk meningkatkan ekspor Indonesia agar dapat mengurangi devisit neraca pembayaran. Disamping itu MEA juga dapat dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan daya saing produk dan jasa Indonesia.

Ketua ISEI Provinsi Jambi, Prof. DR. Syamsulrizal Tan, mengatakan, daya saing ekonomi Provinsi Jambi dalam dua tahun kedepan akan berkembang, dan akan disesuikan dengan RPJM Provinsi Jambi yang serius ke produk skunder dan primer. Apalagi saat ini banyak produk-produk Provinsi Jambi yang belum tereksplor, maka dari itu perlu komitmen semua sektor.

Pada dasarnya produk industri dan perkebunan Provinsi Jambi bisa dimaksimalkan, dimana dulu produk-produk Provinsi Jambi  sangat unggul, namun sekarang lari. Ini karena Provinsi Jambi terlalu tergantung dengan barang ekspor, sehingga pasar-pasar potensial Jambi kurang terperhatikan. Dengan kondisi ini tentu memunculkan pertanyaan bagaimana berikutnya, tentunya mengatasi hal itu butuh peran kelembagaan harus jelas, pembinaan harus konkrit. Ditambah lagi dengan sifatnya transportasi dan infrastruktur. “SDM dalam hal ini tidak terlalu serius, yang perlu diperhatikan yaitu pembinaan dan ketersedian infrastruktur yang baik,” imbuh Tan.

sumber: je

Berita Terkait



add images