iklan ANTREAN PANJANG: TBS yang berseerakan menunggu untuk ditimbang.
ANTREAN PANJANG: TBS yang berseerakan menunggu untuk ditimbang.
MUARATEBO, Petani mengeluhkan antrean Tandan Buah Segar (TBS) di Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS)  milik PT Regunas Agri Utama (RAU). pasalnya untuk memberikan TBS, petani harus mengantri hingga 3 sampai 4 jam. “Sebelumnya sudah stabil, tapi dalam dua minggu ini kami harus mengantri 3 sampai 4 jam,” kata Abdul Wahab Ketua KUD Tani Mandiri, yang juga memiliki kebun plasma, Minggu (22/9).

Ditambahkannya, warga Desa Kandang Kecamatan Tebo Tengah, telah  banyak mengalami kerugian dampak dari antrian TBS tersbeut . Diantaranya, dalam sehari berat TBS bisa menyusut 3 sampai 5 persen. “Selain penyusutan volume TBS, kita juga rugi waktu dan biaya. Coba banyangkan, tiga sampai empat hari harus menginap dilokasi PMKS demi menjual TBS,” sebutnya.

Menurutnya, terjadinya antrian TBS tersebut diduga karena pihak perusahaan menerima dan mendahulukan TBS dari luar atau dari bukan kebun plasma. “Pihak perusahaan sudah tahu berapa kapasitas PMKS mengelola TBS dan berapa produksi TBS yang dihasilkan oleh kebun inti dan kebun plasma. Kita bisa hitung, TBS dari kebun inti ditambah dengan TBS dari kebun plasma sudah sangat mencukupi. Tapi kok tetap saja pihak perusahaan menampung buah dari luar. Bahkan terkesan lebih mengutamakan buah dari luar,” paparnya.

Hal senada juga disampaikan Anas, pemilik kebun plasma di Kecamatan Serai Serumpun. Akibat antrian yang terjadi di PMKS PT. RAU, dirinya kewalahan mencari mobil untuk mengangkut TBS dari kebun sawit miliknya. Pasalnya, rata-rata mobil yang biasa digunakan untuk mengangkut TBS, masih antri di PMKS PT. RAU. “Sudah dua hari ini tidak ada mobil. Mobil yang biasa saya sewa lagi antri. Mana buah sawit sudah dipanen,” kata Anas

Dia berharap  kepada pihak PT RAU dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo, agar mencarikan  solusi dan jalan keluarnya agar tidak terjadi antrian TBS yang sangat merugikan petani. “Kita memintah kepada pihak PT Rau dan Pemkab untuk mencarikan solusi, pasalnya saat ini petani sudah sangat merugi,” pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images