iklan
Hasil Sidak yang dilakukan Komisi C DPRD Kota Jambi, bersama Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi dan Ketua DPRD Kota Jambi, di beberapa lokasi rawan banjir, diketahui untuk Kelurahan Lebak Bandung di RT 32, 18, dan 19 serta beberapa RT lainnya kedalaman air saat banjir hampir se pinggang orang dewasa.

Ternyata, penyebab banjir karena saluran drainase tidak lagi mendukung. Selain sempit dan dangkal, drainase yang dibangun juga tidak lancar untuk penyaluran airnya. Seperti di persimpangan pertemuan drainase tidak luas sehingga air gampang meluap karena tidak tertampung.

Rekontruksi drainase merupakan satu-satunya langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah banjir di sejumlah lokasi rawan banjir ekstrem di Kota Jambi.

Pasalnya, penyebab utama banjir saat hujan mengguyuri Kota Jambi adalah tidak tersediaanya saluran drainase yang memadai sehingga debit air hujan tidak tertampung di drainase yang ada saat ini. Akibatnya, luapan air hujan menyebar dan merendam rumah warga. Bahkan, kedalaman air terakhir diketahui hampir 120 cm atau sedada orang dewasa, terutama di kawasan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung.  

Ketua Komisi C DPRD Kota Jambi, Junedi Singarimbun SE, menyebutkan jika program rekontruksi drainase harus secepatnya dilaksanakan. Paling tidak awal 2014 sudah dilakukan pengerjaan proyeknya.

"Jangan tunggu lama-lama lagi, kasihan warga tiap hujan kebanjiran," tegasnya, Selasa (24/9).

Ia menyebutkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pelaksanaan rekontruksi ini.
Pertama, dari hasil temuan di lapangan pada sejumlah titik rawan banjir ekstrem, diketahui bahwa drainase memang harus dilebarkan dan ditinggikan. Setidak-tidaknya kedalaman drainase mencapai 2,4 meter. Sedangkan lebar atas seminim-minimnya 5 meter.

Namun yang menjadi permasalahan sekarang adalah, bagaimana agar warga mendukung program rekontruksi drainase tersebut. Soalnya, pelebaran drainase akan mengenai lahan milik warga.

Makanya, terus Junedi, peran serta pihak RT dan kelurahan serta kecamatan sangat penting. Langkah awal yang dilakukan selain menyusun DED (detail enginering deign) maka warga yang tanahnya akan dilalui perluasan drainase harus menerima dan ikhlas tanahnya dipakai.
Jika perlu, bangunan yang menghambat bisa disesuaikan atau dibongkar supaya rekontruksi dapat berjalan dengan baik.

"Makanya, warga harus dukung program ini. Kalau tidak rekontruksi maka warga sendiri yang akan merasakannya setiap turun hujan. Pasti akan kebanjiran," jelasnya.

Dewan juga berencana akan mengawal program ini. Dewan akan membantu lurah dan camat untuk mengumpulkan warga dan memberikan pemahaman soal pengentasan atau mengatasi masalah banjir ini.

Ketua DPRD Kota Jambi, Zainal Abidin SE, di lokasi peninjauan menyebutkan bila Kota Jambi kedepannya harus bebas banjir. Seperti disampaikan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus yang menegaskan jika 2015 Kota Jambi bebas banjir.

Menurut Zainal, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah banjir. Salah satunya adalah program rekontruksi drainase yang berada di titik-titik banjir yang sangat ekstrem.

"Keluhan warga seperti ini memang harus cepat ditanggapi, karena sudah sangat membahayakan. Tiap hujan warga kebanjiran dengan kedalaman air satu meter lebih, ini sudah sangat memprihatinkan," ungkapnya.

Sedangkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi, Ir Hairudin Fikri, kepada sejumlah wartawan membenarkan apa yang disampaiakn Ketua Komisi C. Menurut Hairudin, rekontruksi penting dilaksanakan. Meskipun tidak sedikit dana yang akan dianggarkan nantinya.

Namun, yang paling penting adalah, menurut dia, bahwa warga harus bisa mengerti dan menerima pelaksanaan program. Sehingga mendukung program rekontruksi agar banjir tak lagi terjadi. Rekontruksi sendiri akan dilaksanakan bukan hanya di Lebak Bandung, namun mengikuti alur lintasan air dari hulu hingga hilirnya.

Ia menambahkan, untuk penanganan banjir tidak bisa parsial atau sepotong-sepotong, namun harus menyeluruh atau tuntas. Apalagi untuk daerah Lebak Bandung.

Selama ini, terus Hairudin, pihaknya sudah melakukan normalisasi drainase di 60 titik dengan anggaran Rp 350 juta tahun 2013.

Dilain pihak, Susi, warga RT 32 Kelurahan Lebak Bandung, mengaku sudah sangat menderita akibat banjir tersebut. Menurut dia, bila dilakukan rekontruksi tentunya ia akan mendukung. Karena itu bisa mengatasi masalah banjir. Ia juga akan merelakan tanahnya untuk dipakai menjadi drainase.

Namun, yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan warga lainnya. Karena tidak sedikit bangunan yang berada di atas drainase. Soalnya, jika hanya dirinya yang merelakan sementara warga lainnya tidak boleh maka sama saja hasilnya nanti.

"Ya tergantung warga nantinya, kalau banyak yang setuju saya siap meskipun nanti pas buka pintu dapur langsung ke dinding drainase," jelasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya 6 titik drainase terparah penyebab banjir yakni di daerah Lebak bandung Kecamatan Jelutung, Budiman ke arah Sulanjana Kecamatan Jambi Timur, Pakuan Baru yakni Sungai Tembuku Kecamatan Jambi Selatan,Tambak sari yakni RT 25 RT 20 RT 19, juga Kembar lestari, dan selanjutnya Permata Teluk Permai RT 33 RT 14 Kelurahan Simpang 4 Sipin.

sumber: je

Berita Terkait



add images