iklan Kasi PHU Kemenag Kota Jambi saat melepas kegiatan manasik haji anak RA se-Kota Jambi.
Kasi PHU Kemenag Kota Jambi saat melepas kegiatan manasik haji anak RA se-Kota Jambi.
Ribuan anak Raudhatul Athfal (RA) se-Kota Jambi dan Muarojambi mengikuti kegiatan Manasik Haji Cilik 2013 angkatan ke-8 pada Rabu (09/10) kemarin di Asrama Haji Kotabaru. Dengan berpakaian putih sepertinya ibadah haji, anak RA ini mengikuti kegiatan ini dengan senang didampungi gurunya.

Kegiatan ini digelar Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Jambi dan diikuti 1.676 anak RA dari 50 RA se-Kota Jambi dan 600 orangtua juga ikut manasik haji. Acara ini dibuka Kakan Kemenag Kota Jambi, diwakili Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh, H Raden Lukman, SAg.

Dalam sambutannya Raden Lukman mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi digelarnya kegiatan ini. Manasik haji bertujuan untuk menanamkan keimanan dan ketagwaan anak anak sejak dini, terutama dalam menjalankan rukun islam ke 5, yakni menunakan ibadah haji yang diwajibkan bagi orang yang mampu.

“Dari kegiatan manasik haji ini, anak-anak diajarkan tatacara berhaji sejak dini dan mudah-mudahan membekas didalam hati mereka. Sehingga bila sudah besar nanti mereka  mampu, maka bisa melaksanakan ibadah haji yang sebenarnya,” ujar Lukman, kemarin.

Dikatakannya bahwa dalam manasik haji ini, anak mulai diajarkan niat dan tata cara memakai pakaian, serta rangkaian melaksanakan rukun haji. Kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai ajaran islam pada anak sejak dini. Sebagaimana layaknya jamaah haji di Makkah, ribuan anak RA mengikuti satu demi satu tahapan rukun haji, yang dipandu pihak panitia. Di antaranya cara memakai pakaian, Tawaf (mengelilingi Ka’bah 7 kali, Melempar Jumroh, Sa’i (lari-lari kecil dari sofa ke Marwa) dan diakhiri Tahalul (memotong rambut).

Sedangkan Wakil Ketua Panitia Pelaksana, Sugiharti mengatakan bawha menuturkan, peserta manasik haji terdiri dari 50 RA se-Kota Jambi dan Muarojambi. Kegiatan ini juga diikuti 600 orangtua yang ikut melaksanakan manasik haji.

”Digelarnya manasik haji ini  untuk mengenalkan haji  kepada anak sejak dini. Juga sebagai ajang silahturahmi antar walimurid,” ujarnya.

Dibeberkannya, pembelajaran manasik haji itu tidak bisa hanya secara lisan. Namun harus langsung dipraktikkan. Pendidikan semacam ini perlu dikenalkan sejak dini, sehingga anak mengetahui apa itu rukun  islam ke-5.

Kegiatan ini sudah menjadi program rutin tahunan di Raudhatul Anfal dan bersinergi dengan program kerja Ikatan Guru Raudhatul Anfal (IGRA).  Disini anak-anak bukan hanya diajarkan dalam segi intelegensia saja, tapi  juga dilatih spiritualnya. Mulai  hafalannya, hingga bagaimana kegiatan fisiknya.

Diharapkan dengan pembelajaran seperti ini anak paham bagaimana rangkaian haji, jika kelak mereka menunaikannya. Kegiatan tersebut memiliki sentra makro (bermain peran), dimana anak akan berimajinasi kalau dirinya seolah-olah berada di Makkah melaksanakan  ibadah haji.
Konsep beribadah haji ini akan terkenang dalam memory anak. Ia bisa menjabarkan bagaimana pelaksanaan ibadah  haji itu.

sumber: je

Berita Terkait



add images