iklan <strong>SOKOLA RIMBA</strong>: Salah satu adegan yang dimainkan oleh Prisia Nasution dalam Film Sokola Rimba.
SOKOLA RIMBA: Salah satu adegan yang dimainkan oleh Prisia Nasution dalam Film Sokola Rimba.

PRISIA Nasution, pemeran utama Film Sokola Rimba yang ditayangkan serentak di layar lebar,  begitu fasih menggunakan Bahasa Rimba Suku Anak Dalam (SAD) Bukit Duabelas, Jambi. Bagaimana ia mempelajari bahasa tersebut?


BIOSKOP 21 di WTC Batanghari, sejak pagi (21/11) tampak sudah sangat ramai dipadati pengunjung. Bioskop yang biasanya mulai melayani pengunjung sejak siang hari ini, tiba-tiba ramai dikunjungi sejak pagi-pagi sekali, Kamis (21/11). Wajar saja, saat itu, akan dilakukan pemutaran perdana film karya stradara kenamaan, Riri Riza dan diproduseri oleh Mira Lesmana, ‘Sokola Rimba’.

Film ini mengambil latar soal kehidupan anak rimba di bukit Duabelas, Merangin, Bangko. Diceritakan dalam film ini, bagaimana tersudutnya SAD saat ini karena terjepit dengan perkembangan dunia luar. Sementara SAD terus menerus berpindah-pindah dari tempatnya bermukim untuk mencari pemukiman lainnya dengan istilah yang dikenal dengan ‘melangun’.

Di dalam film Sokola Rimba ini, berperan sebagai pemeran utama yang memerankan pelaku aslinya, Butet Manurung, yakni Prisia Nasution. Berbagai pengalaman menarik dialaminya selama menjalankan aktifitas syuting yang bisa dikatakan 95 persennya diambil di wilayah hutan bukit Duabelas.

Prisia yang ditemui usai pemutaran perdana film Sokola Rimba ini mengatakan, semua pengalamannya di rimba dalam proses syuting tak akan bisa dilupakan. Dia mengaku, awalnya sangat kesulitan berkomunikasi karena terkendala soal bahasa yang memang tak dipahaminya. “Bahasa mereka merupakan salah satu kendala untuk lebih mendalami peran saya disana,” katanya.

Namun dirinya membantah jika dikatakan selama melakukan proses syuting, dirinya sempat selama 1 bulan tak melakukan keramas. “Ya enggak lah. Itu gosip aja itu, wong kita di hutan hanya 2 minggu gimana caranya,” ungkapnya.

Dikatakannya, yang paling berkesan adalah ketika berada di sungai. Pasalnya, dirinya mengaku sangat menyukai aktifitas mandi di sungai. “Mandi di sungai seru sih, jadi malah sebisa mungkin sering-sering mandi karena airnya seger banget,”ujarnya.

Ditanya soal pengalaman menarik selama di dalam rimba? Dia mengatakan, semua yang dialaminya selama di dalam rimba Bukti Duabelas merupakan pengalaman menarik yang sulit dilupakan. “Semuanya selama disana pengalaman menarik. Bisa bermain, seru-seru dan lucu anak-anaknya. Jadi kalau diceritain semua pengalaman dari hari pertama hingga terakhir di rimba itu enggak bisa dilupain karena itu semua seru banget,”sebutnya.

Soal berapa lama dia harus membiasakan diri sehingga bisa berbahasa seperti orang di rimba? Dia mengatakan, untuk membiasakan dengan bahasa tersebut, dia menghabiskan waktu sampai 1 bulan lamanya.

“Untuk membiasakan diri dengan bahasa rimba itu butuh waktu 2 minggu sampai 1 bulan lah. Yang mengajar itu mereka-mereka lah. Kalau gurunya murid berbahasa asli maka pasti lebih cepat bisa. Bagaimana cara membawakan dan menghafalnya dan bacanya pasti mereka guru yang baik,” pungkasnya. (*)

Penulis : WISMAN WAZIR / Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images