Pameran batik jambi yang digelar di Taman Budaya Jambi tak hanya menyajikan batik kuno sebagai daya tarik pengunjung. Didalamnya tersirat maksud untuk menyemangati para pebatik lokal untuk mendapatkan perhatian di tengah ramainya batik luar yang menyerbu pasar Jambi.
PAMERAN batik jambi yang diadakan di Taman Budaya Jambi (TBJ) cukup menarik perhatian. Setidaknya, Sekitar 10 pengerajin batik Jambi ikut meramaikan pameran yang dimulai tanggal 3 Desember lalu yang sekaligus rangkaian dari acara Intrernational Ethno Music Composer Forum dan Pameran Seni Rupa.
Kurator batik Jambi, Ahmad Bustomi Ismail mengatakan, setidaknya kegiatan ini merupakan salah satu usaha untuk menyemangati para pengerajin batik Jambi yang belakangan ini mengalami dilema di tengah persaingan dengan batik-batik asal pulau Jawa. “Kegiatan ini diadakan dengan maksud lebih memperkenalkan batik kepada masyarakat Jambi,” ujarnya saat ditemui, Kamis (4/12).
Bertahan di tengah kepungan pasar batik nasional bukanlah hal yang mudah bagi para pengerajin batik Jambi. Jika dibandingkan dengan kualitas, batik Jambi memiliki kualitas yang sangat baik. Pun dari corak serta motif yang memiliki ciri khas tersendiri yang unik dan eksotis.
--batas--
Keunikan terletak pada kesederhanaan bentuk motif dan pewarnaan yang khas, yaitu bentuk motif yang tidak berangkai dan berdiri sendiri-sendiri serta warna yang berasal dari bahan alami yakni campuran aneka ragamkayu dan tumbuh-tumbuhan. Berbagai motif yang sudah cukup dikenal antara lain motif Batang Hari, Bungo Pauh, Duren Pecah, Kapal Sanggat, Merak Ngeram, Tampok Manggis, dan motif lainnya.
Namun jika melihat dari segi harga, batik Jambi masih memiliki harga yang relatif cukup mahal jika dibandingkan dengan batik yang tersedia di pasaran yang didominasi oleh daerah Pekalongan, Solo dan Yogyakarta. Dan faktanya Jambi kini telah diramaikan dengan toko-toko batik asal pulau jawa. Dengan harga yang relatif lebih murah, membuat batik Jambi semakin memiliki pasar yang sempit di wilayahnya sendiri. Bukan karena kualitas dan motifnya, namun karena harganya yang jika dibandingkan dengan harga batik asal Pulau Jawa cukup jauh.
‘’Tak dapat disalahkan pasar karena pasar bebas memilih produk mana yang akan dibeli. Namun yang menjadi perhatian, semakin lama batik asli Jambi kalah saing dengan batik dari pulau jawa,” ujarnya saat ditemui Kamis (5/12).
Atas dasar itulah kegiatan pameran batik Jambi ini digelar. Selain untuk lebih memperkenalkan motif batik kepada masyarkat, juga untuk mengangkat nama dan motif yang dimiliki batik jambi di wilayahnya sendiri.
--batas--
Meskipun peminatnya tak teralu banyak, namun harapannya kegiatan semacam ini dapat menumbuhkan semangat para pengerajin yang ada di jambi. terlebih, lelaki yang akrab disapa dengan Bujang ini mengatakan, kedepan harapannya batik Jambi dapat dibawa dan dipamerkan kedaerah lain dan diperkenalkan sebagai salah satu karya seni yang memiliki keunikan tersendiri.
‘’Nantinya saya berharap dapat kembali menghadirkan pameran serupa dengan membawa karya-karya batik khas jambi yang menggunakan warna alam. Sehingga kita dapat memperkenalkan produk asal Jambi keluar daerah,” tuturnya.
Selain itu, untuk menumbuhkan kecintaan anak muda di jambi terhadap budaya membatik, diadakan kegiatan melukis motif batik diatas kanvas berukuran 150 meter. Berbagai motif dasar batik dibuat diatas kanvas dan bebas dikreasikan oleh para pegiat seni yang didominasi oleh remaja. ‘’Dari sini dilahirkan motif-motif baru batik Jambi yang akan memberikan referensi baru bagi pengerajin,” tutupnya.
Penulis : YUNITA SARI SEMBIRING / Jambi Ekspres