Konflik lahan antara Suku Anak Dalam (SAD) dengan PT asiatik persada beberapa tahun terakhir hingga saat ini terus berlanjut. Akibat dari konflik tersebut beberapa puluhan orangpun telah menjadi korban.
KONFLIK antara warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan PT Asiatic Persada terus berlanjut. Bahkan, pemerintah pusat telah membentuk tim yang khusus di Batanghari untuk menyelesaikan persoalan konflik lahan ini.
Mediasi panjang yang dilakukan pemda Batanghari melalui tim terpadu untuk mencari solusi terbaik terus dilakukan. Hingga akhirnya Tim terpadu telah menemukan dasar permasalahan. Yakni adanya pihak ketiga yang sengaja untuk mencari mata pencaharian untuk memperebutkan lahan PT Asiatic dengan memanfaatkan Ribuan warga SAD.
Namun, tim terpadu telah memberikan beberapa solusi untuk persoalan tersebut. PT Asiatic warga SAD melalui berbagai solusi yang diberikan TIM terpadu. Salah satunya adalah, warga SAD diberikan 1000 hektar lahan perkebunan sawit milik perusahaan ke kelompok yang benar-benar warga SAD.
Kapolres Batanghari, Robert A sormin, yang juga selaku Wakil Ketua Tim Terpadu mengatakan, selama ini warga SAD dimanfaatkan orang ketiga. Mereka sengaja ingin mencari mata pencaharian yang mendapatkan keuntungan yang lebih dari PT Asiatic.
Dia menuturkan, warga SAD akan segera diberikan seluruh kesepakatan. Seperti lahan, sekolah dan beberapa lainnya. “Dalam waktu dekat tawaran itu akan kita lakukan, secepat mungkin akan kita sosialisasikan. Agar mereka duduk mengelola tanah sendiri, jangan dipengaruhi orang-orang lain,” ujar Kapolres.
Dikatakan Kapolres, penyerahan secara langsung ke kelompok SAD akan dilakukakn pada 1 januari 2014 mendatang. Ketua lembaga adat yang akan menyerahkan lahan yang 1000 hektar tersebut.
Sementara itu, Ketua lembaga adat kabupaten Batanghari, Fathuddin Abdi mengatakan, setelah didata ternyata dari beberapa orang selama ini berkonflik dengan PT Asiatic hanya sebagian persen merupakan benar-benar warga SAD.
“Hanya yang berhak menerima lahan serta program lain dari PT Asiatic Persada adalah yang benar-benar warga yang asli SAD. Dan saat ini kita masih melakukan verivikasi data jumlah SAD di desa Bungku,” ujar Fathudin.
Dikatakannya, saat ini ia juga menghitung jumlah anak SAD yang akan disekolahkan PT Asiatic di sekolah unggul dan termasuk perbaikan gizi dan makanan. Nantinya, pembagian lahan 1000 hektar tersebut setiap 1 Kepala Keluarga mendapatkan 2 hektar lahan kebun sawit. “Hingga saat ini sudah 14 kelompok itu datanya sudah masuk semua. Semuanya sekityar 70 persen data yg masuk,” katanya. (*)
Penulis : IRVA GUSNADI / Jambi Ekspres