Perpaduan kultur budaya pada masyarakat Jambi tidak terelakkan. Salah satu bukti, adalah masjid Cheng Ho, atau masjid Al Amin. Masjid yang didirikan oleh warga keturunan yang bukan beragama islam. Apa misi masjid ini ?
Dibangun diatas tanah berukuran seribu meter persegi, di RT 44 Kelurahan Mayang Mangurai Kotabaru Jambi, Masjid Al Amin, kental akan nuansa arsitektur China.
Nuansa China itu terlihat dari bentuknya yang bersegi empat dan menjulang tinggi, dengan bentuk atap seperti sebuah pagoda, semakin ke atas semakin kecil. Jendelanya berbentuk lingkaran, namun memiliki segi. Sementara pintu depannya terdapat teras cukup luas, yang menyatu dengan kubah masjid diatasnya.
Di ruang utama Masjid Al Amin, dekat mihrab tersaji hiasan huruf kaligrafi berlafazkan Allah dan salahs atu surat dalam Al Quran. Sedangkan khas arsitektur China, tampak dari bentuk pelataran masjid, dimana terdapat taman dengan nama Qolbu Liang Ting.
Masjid Al Amin, adalah bentuk nyata kultur lintas agama dan budaya, yang dikaryakan dalam sebuah arsitektur bangunan.
Masjid Al Amin, mulai diigagas dan didirikan pada 02 Mei 2012 lalu, oleh tiga keluarga besar WNI asal China yaitu Joni Sukses Makmur, Ibu Momo dan Atiyanto. Ketiganya berasal dari satu rumpun China, namun berbeda agama. Dan mereka bukan muslim.
--batas--
Pembangunan Masjid Al Amin telah menelan biaya cukup besar. Bahkan, saat ini masih memerlukan dana untuk penyelesaian akhir pembanggunan dan pengecetan.
Dikatakan Atiyanto satu diantara pendiri, Masjid Al Amin dibangun karena terispirasi dari tokoh muslim dikenal sebagai laksamana dan bahariawan dari daratan China yang sangat tangguh.
"Laksamana Cheng Hoo. Jadi memang masjid yang kita bangun, tidak bisa dilepaskan begitu saja darinya. Satu sisi dia telah berjasa. Sisi lainnya ia orang China. Meskipun saya notabenenya beragama Tao. Tapi jejak dan perjuangannya, kami sangat hormati," ujarnya.
Diawali membangun yayasan bagi anak yatim dan anak terlantar. Para anak yatim tersebut, ada yang beragama Islam, sehingga secara tidak langsung pihak yayasan termotivasi membangun masjid.
Yayasan yang diperuntukkan, untuk anak yatim piatu dan terlantar, tanpa memandang dari mana latar belakangnya. Dikatakannya, sudah sepantasnya mereka diperhatikan, didik dan dibesarkan.
Ia mengatakan, bagi sebagian orang mungkin aneh memandangnya, bahkan sepertinya kalimat negatif ditujukan ke dirinya tetap ada.
"Ya selentingan atau men just itu ada. Apalagi saya non muslim. Tentunya dipandang aneh. Tapi, dalam hal sosial apakah kita harus memandang siapa dia, apa latar belakangnya. Tentunya tidak. Semuanya tetap kita porsikan, karena ini sosial, jadi kita tidak memandang semua penting," katanya.
Tidak tanggung-tanggung hampir satu miliar dana pembangunan masjid telah digelontorkan, dari kocek pribadi dan kedua pendirinya, Joni Sukses Makmur dan Ibu Momo serta dukungan sejawatnya.
Menurutnya untuk merampungkan bangunan masjid dan pengembangan rumah bersama, bagi anak yatim dan anak terlantar, dirinya masih memerlukan biaya ratusan juta rupiah lagi. Untuk itulah, jika ada yang berkenan membantu dan menyisihkan sebagian harta, dirinya akan menerima.
"Ya, kita usahakan secepatnya selesai. Murni dari dana kita sendiri. Tapi kedepannya kalau ada yang mau bantu, tidak jadi soal. Asalkan ikhlas. Kalau untuk masjid kita masih butuh 2 ratus juta lagilah. Sementara rumah bersama tidak kurang dari seratus juta, kemungkinan selesai, karena kita bangun tingkat dua. Biar bisa menampung lebih banyak lagi," katanya. (*)
Penulis : PERLANDES TUTU HARYONO, JAMBI EKSPRES