Walaupun MTs Neger Jambi Timur berada di wilayah rawa dikawasan Selincah yang bisa dipastikan kerap digenangi air. Tetapi pihak sekolah memiliki program jitu untuk dapat mensiasasinya agar tetap indah dan tidak kotor.
Menurut Kepala MTs Negeri Jambi Timur, Imron Pehang bahwa pihaknya mensiasinya dengan bangunan sekolah yang didesain tinggi guna mencegah jangkauan banjir saat air sedang meluap.
Bahkan saat sedang musim banjir, sekolah ini bisa berbulan-bulan meniadakan upacara bendera karena halaman tergenang air hingga lebih dari 1 meter. “Kita memang agak jauh dari Sungai Batanghari, tetapi bisa dipastikan saat air Sungai Batanghari naik, meluap sampai kesini. Apalagi jika intensitas hujan tinggi,” ujar Imron saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (9/1).
Dikatakannya bahwa masalah banjir akan menjadi kendala manakala sampah menumpuk dan membusuk. Untuk itu pihaknya menekan hidup sehat. “Karena itu kita menekankan betul penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak-anak untuk mengurangi sampah dan dampak lingkungan,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Meti salah seorang guru MTs Negeri Jambi Timur bahwa melalui program PHBS tersebut siswa diminta untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan di depan masing-masing ruang belajar dan beberapa disisi lapangan terbuka. “Kita juga mengimbau anak-anak agar meminimalisir sampah dengan cara memilah sampah yang masih laik untuk dapat dimanfaatkan atau dijual kembali. Seperti sampah botol bekas minuman,” sambung Meti.
--batas--
Untuk itu, pihak sekolah menyediakan bak sampah khusus berwarna hijau yang hanya boleh diisi dengan sampah botol bekas minuman atau bahan kemasan plastik lainya.
Untuk mengkoordinir pengumpulan sampah plastik, setiap jam istirahat kedua, siswa piket diminta untuk mengumpulkan sampah plastik yang terkumpul ketempat pengumpulan sampah plastik yang telah disediakan pihak sekolah.
Tak main-main, siswa yang kedapatan tidak disiplin membuang sampah sembarangan akan mendapatkan sanksi selama seminggu dengan menjadi keranjang sampah berjalan. Siswa tersebut digantungi keranjang sampah yang sesuai dan dikenakan selama jam sekolah.
Dengan adanya sanksi tegas tersebut, diakui Meti memang volume sampah di sekolah tersebut sangat minim. “Ini adalah bentuk kecintaan kita akan lingkungan dengan menjaganya tetap bersih. Anak-anak pun sangat disiplin dalam menjalankan peraturan ini. Hasilnya mereka tidak saja sadar lingkungan bersih saat disekolah saja, tetapi juga saat dirumah dan dimasyarakat,” pungkasnya.
sumber: jambi ekspres