GAYA hidup sehat sudah mulai dilirik masyarakat saat ini. Termasuk untuk makanan. Melihat peluang tersebut, Sri Wahyuni (33) mencoba untuk menciptakan snack buah yang diperuntukan bagi mereka yang memilih untuk berdiet namun tetap dapat mengkonsumsi makanan ringan.
Suasana sore dirumah Sri Wahyuni, Minggu (12/1) di bilangan Kol. Amir Hamzah Kenanga III No.33 Simp IV Sipin terlihat lengang. Tak tampak aktifitas produksi dikarenakan saat Koran ini berkunjung sedang bertepatan dengan hari libur.
Namun dengan ramah perempuan ini menyambut dan bercerita mengenai sejarah hadirnya UKM ini serta proses pembuatan keripik buah Onas, usaha panganan ringan yang ditekuninya dalam 3 bulan terakhir.
“Usaha ini saya awali melihat begitu banyak orang yang sedang diet dan bergaya hidup sehat namun tetap ingin menikmati cemilan yang sehat. Sehingga inspirasi tersebut yang menghantarkan saya untuk memulai usaha ini,” ujarnya.
Awalnya, usaha keripik buah ini hanya fokus dengan menghadirkan keripik buah dari nanas. Namun melihat peluang dan memanfaatkan potensi yang ada, keripik buah onas terus menambah varian jenisnya hingga menghadirkan keripik buah nangka, keripik buah semangka, keripik buah mangga, dan yang terbaru keripik buah durian. “Dari sekian banyak, sampai saat ini yang masih menjadi priomadona yakni keripik buah nangka,” paparnya.
--batas--
Keripik ini terbilang unik. Pasalnya, buah yang digunakan dapat dikatakan mengandung air sehingga untuk menjadikannya keripik, dibutuhkan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam untuk menjadikan buah-buah berair tersebut menjadi keripik yang renyah.
Otomatis, penyusutannyapun cukup lumayan. Ia mencontohkan, untuk keripik semangka misalnya, dari 50 kilo semangka yang diolah, nantinya setelah jadi hanya mampu menghasilkan 10 kilo keripik yang dibagi menjadi sekitar 11 pack.
Untuk pemasarannya, awalnya keripik buah Onas milik perempuan yang sebelumnya bekerja di bidang perhotelan ini memulai pemasaran dengan berjualan di sekitaran taman pahlawan dengan menggunakan mobil. Namun seiring berjalannya waktu ia pun mulai memasarkan produknya ke beberapa pusat oleh-oleh dan pusat perbelanjaan yang ada di kota Jambi. Dan yang cukup melesatkan usahanya, ia juga menggunakan media internet untuk menjual secara online. Hasilnya pun lumayan, Produk miliknya dapat melesat hingga kepulau Jawa dan Kalimantan.
Untuk omsetnya, sejak usaha ini berdiri Yuni mengaku usaha ini terus melesat. Bahkan ia mengaku, dalam bulan terakhir,keripik buah yang dijual dengan harga sekitar Rp 16 ribu hingga Rp 20 ribu perbungkusnya ini omsetnya mencapai Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. “Kedepannya saya mungkin akan berekspansi untuk membuat toko oleh-oleh sehingga dapat menjual menjual produk pribadi saya dan produk UKM lainnya,” tutupnya.
Penulis : YUNITA SARI. S / jambi ekspres