Sejak 12 tahun lalu gangguan penglihatan dialami oleh Supraptini, salah seorang warga Desa Awin Jaya, Kecamatan Sekernan, Muarojambi. Hal ini disebabkan katarak dimatanya yang semakin lama kian parah di mata sebelah kirinya.
Katarak dalam masyarakat memang bukan merupakan sebuah penyakit yang langka. Namun begitu bagi masyarakat ekonomi bawah penyakit ini tetap menyiksa karena biaya operasi yang terbilang cukup mahal.
Supraptini salah satunya, yang merupakan buruh lepas di sebuah pabrik kelapa sawit telah menderita katarak sejak 12 tahun lalu. Bahkan, kondisinya semakin membesar dan terancam tidak dapat melihat.
--batas--
Hanya 1 mata yang dapat dia andalkan untuk bekerja mencari nafkah. Namun dengan porsi kerja yang terbilang berat tentu saja penyakit ini menjadi masalah besar bagi ibu 2 anak ini.
Ketika diberi bantuan berupa operasi gratis secara masal dan dilaksanakan di rumah sakit Ahmad Rifin Muarojambi, dia sangat gembira. Akhirnya, mimpi Supraptini terkabul.
Ada sebanyak 75 orang penderita katarak yang mendapatkan bantuan operasi gratis ini. Salah satunya adalah Supraptini tersebut. “Saya sangat bersyukur sudah dioperasi dan alhamdulillah penglihatan saya sudah jelas,”ucap Supraptini sembari meneteskan air mata.
Kini, kedua mata ibu dari Ratmi dan Sukri ini telah dapat melihat dengan jelas. Tidak ada lagi rabun yang mendera penglihatannya. “Semoga dengan operasi ini saya dapat melihat dengan baik, dapat melihat cucu tumbuh besar dan dapat kerja dengan baik,”imbuhnya dengan logat jawa yang sangat kental. (*)
Penulis : ELAN REINWARDT, Sengeti