iklan
SENGETI, 17 hektar tanaman padi petani di Desa Pudak milik Kelompok Tani Rengas Gumpung Kecamatan Kumpeh Ulu, terpaksa harus di panen lebih muda. Sementara 2 hektar sawah lainnya terkena Puso akibat banjir yang menggenangi sejak 2 minggu lalu.

Sawah tersebut tergenang air setinggi dada orang dewasa selama 2 minggu padahal padi masih hijau saat dipanen, hal ini menghindari padi rusak dan membusuk dalam genangan air. ''Sawah kami yang terendam ado 17 hektar. Dari pada kami mengalami kerugian lebih baik kami panen lebih awal,'' tutur Yanto, petani ketika dihubungi Selasa (21/1) sore.

Yanto menyebutkan, sebenarnya padi yang mereka bisa panen 10 hari lagi tapi karena kuatir petani memilih memanen lebih awal. ''10 hari lagi sebenarnya bisa panen, tapi karena setiap malam air naik 10 cm, kami kuatir makanya kami panen duluan,'' sebutnya.

Yanto memaparkan, jika normalnya petani bisa menghasilkan padi sebanyak 7 ton perhektar namun saat ini jumlahnya jauh berkurang. ''Normalnya 7 ton per hektar, sekarang paling hanya 2 ton,'' katanya.

Yanto menerangkan, padi yang mereka panen tidak bisa mereka jual karena mutunya kurang bagus. ''Pasti tidak ada yang beli karena berasnya rusak. Jadi palingan kami makan sendiri,'' imbuhnya.
--batas--
Yanto berharap mendapat bantuan pemerintah minimal bibit untuk petani yang penen awal ini. ''Biasanya yang dapat bantuan sawah yang fuso, sedangkan kami tidak fuso. Tapi kami tetaplah berharap dapat bantuan minimla bibit padi,'' timpalnya.

Terpisah Kadis Perikanan Muarojambi, Parahuman Lubis, kolam ikan petani di Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu terancam lepas dari kolam petani jika debit air terus mengalami kenaikan. ‘’namun sampai saat ini, kami belum menerima laporan adanya ikan yang mati atau pun kolam warga yang rusak. Namun yang berpotensi lepas ikanya berada di Desa Kasang Pudak apalagi jika air terus naik,'' tuturnya.

Besarnya kemungkinan kolam ikan warga yang lepas lanjut Lubis dikarenakan lokasi kolam ikan dan kolam ikan jaring apung berbeda. ''Kalau kolam ikan bisa jebol, tapi kalau kerambah jaring apung bisa rusak, dan ikannya bisa lepas,'' sebutnya.

Sementara Kasi Penanganan Bencana BPBD Muarojambi, Amril menyebutkan jika saat ini kondisi debit air masih seperti dua hari lalu. ''Pantauan debit air masih tetap  13, 85 cm, belum mengalami kenaikan tetap sama,'' sebut Amril. Jika dilihat dari kondisi cuaca lanjut Amril kemungkinan besar debit air akan mengalami penurunan. ''Sepertinya akan turun,'' tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images