JAMBIUPDATE.COM, CIWIDEY - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bandung melakukan razia terhadap pasangan mesum di objek wisata Pemandian Air Panas di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung pada Minggu (14/9) dini hari.
Alhasil, dalam razia Satpol PP Kabupaten Bandung bersama aparat TNI/Polri berhasil menjaring sebanyak 22 pasangan mesum tak resmi yang tengah madu kasih di sebuah kamar sewa dan bedeng-bedeng yang ada di objek wisata tersebut.
Kepala Satpol PP Kabupaten Bandung, Usman Sayogi menyebutkan, razia ini dilakukan atas dasar laporan para wisatawan yang merasa tidak nyaman saat berlibur di sana, terutama wisatawan yang membawa keluarga.
Di objek wisata tersebut banyak menyuguhkan hal yang tidak pantas untuk wisatawan yang membawa keluarganya. Atas dasar laporan itu, kami langsung melakukan razia. Hasilnya diperoleh 22 pasang bukan muhrim di sana, kata Usman, Minggu (14/9).
Dari hasil interogasi ke-22 pasangan tersebut, lanjut Usman, ada beberapa orang mengaku sebagai pasangan kawin siri. Beberapa orang lainnya mengaku pasangan bukan muhrim dan selingkuhan.
Namun ada beberapa orang yang mengaku pasangan sah, namun tidak bisa memperlihatkan surat pernikahan sebagai bukti.
Kami sudah interogasi semuanya, dan KTP mereka kami tahan. Bagi yang kawin siri, kedua orang tua pasangan tersebut diminta datang ke kantor Satpol PP. Begitu pun yang mengaku selingkuhan, orangtuanya atau keluarganya diminta datang dan menandatangani surat pernyataan, terangnya.
Usman mengakui, untuk razia kali ini, pihaknya tidak memberikan sanksi atau denda pada para pelanggar perda K3 tersebut. Sementara untuk pengelola objek wisata tersebut, lanjut dia, pihaknya sudah memanggil mereka.
Mereka diminta selektif bagi yang akan menyewa kamar. Sementara untuk bedeng-bedeng diminta dibongkar secepatnya, tandasnya.
Dalam razia tersebut mendapat perhatian langsung dari Bupati Bandung, Dadang M Naser. Bupati datang langsung ke Kantor Satpol PP Kabupaten Bandung untuk mengecek hasil razia.
Dalam sidaknya, Bupati mengatakan, para pengelola jangan hanya orientasi pada profit saja. Tapi pikirkan juga masalah sosial dan moral masyarakat sesuai visi Kabupaten Bandung yang religius maju mandiri dan berdaya saing.
Pikirkan juga masalah psikologi pengunjung. Sebab, jika praktik tersebut dilakukan justru akan menurunkan minat wisatawan, pungkasnya.
(try)