iklan BERSAMA PETANI: Burhani (memakai topi), penyuluh teladan Kota Jambi, IST FOR JAMBIEKSPRES
BERSAMA PETANI: Burhani (memakai topi), penyuluh teladan Kota Jambi, IST FOR JAMBIEKSPRES

BANYAK lika-liku yang dirasakan ketika menjadi Penyuluh Pertanian. Selain merubah cara bertani alami masyarakat, penyuluh juga mengajarkan bagaimana cara bertani modren agar penghasilan meningkat dibandingkan bertami alami


FATHUL MUBARAK


JAMBIUPDATE.COM, BERHADAPAN dengan petani setiap hari sudah dijalani oleh Burhani selama 7 tahun. Namun, tidak membuat dirinya jenuh akan hal itu. Seorang penyuluh harus mampu menjadi guru dan menjadi penerang bagi kehidupan petani.

Itulah yang dijalankan Burhani, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THLTBPP)  di Ulu Gedong, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi. Setiap hari, dirinya selalu bertemu dengan petani.Adasekitar 296 Kepala Keluarga dan 8 kelompok petani yang dibina oleh Burhani. Satu kelompok terdiri dari 25 orang. Berkat kejeliannya menjadi THLTBPP, ia dianugrahi sebagai Penyuluh Teladan Kota Jambi. Penyuluh pertanian ini bukanlah PNS. Tetapi, tenaga kontrak. Setiap tahunnya, kontrak mereka diperpanjang, dan apabila kinerja tidak bagus, bisa saja kontrak diputus dan tidak diperpanjang lagi. Sebab, kontribusi Penyuluh pertanian itu sangat luar biasa. Apalagi Provinsi Jambi akan menargetkan swasembada beras di tahun 2015 mendatang.

Selain dianugrahi Penyuluh teladan Kota Jambi, Burhani ini juga sebagai Ketua Forum THL TBPP Provinsi Jambi.

Banyak kegiatan yang kita lakukan di tengah masyarakat, ujar lelaki kelahiran Ujung Pasir Kerinci 24 Mei 1984 silam itu.

Adabeberapa kategori yang dinilai oleh tim sehingga dirinya dianugrahi Penyuluh teladan. Diantaranya, kinerja, kemajuan wilayah binaan dan penilaian tim sesuai dengan hasil wawancara kelompok tani yang dibina masing-masing wilayah.

Wilayah binaan saya di Ulu Gedong, jelasnya. Wilayah binaan Burhani di Ulu Gedong memiliki Sawah sekitar 100 Hektar. Selain menjadi Penyuluh pertanian, Burhani juga menjadi penyuluh Tanaman Pekarangan, Perkebunan dan Biogas.

Dulu saya juga menjadi Penyuluh di Tanjung Johor, katanya. Kendala yang paling menyakitkan bagi petani di Ulu Gedong adalah banjir. Karena, kondisi alam tersebut tidak bisa diatasi oleh manusia. Dalam satu musim tanam, terkadang petani melakukan penyemaian benih hingga tiga kali.

Ini yang menjadi kendala di Ulu Gedong ini, katanya. Apabila datang masa panen dan banjir datang, petani rela panen padi dengan menyelam. Kondisi seperti ini menjadi sulit bagi petani untuk kembali bertani.

Inilah tugas kita menyemangati mereka, apalagi petani yang memang menggantungkan hidup mereka dengan bertani, ujarnya. Diakuinya, petani di Ulu Gedong masih membutuhkan Alsintan, Minitraktor. Dalam kesempatan itu, Burhani juga meminta perhatian dari Pemerintah agar tenaga penyuluh yang dikontrak itu diangkat jadi PNS.

Pegabdian kita luar biasa 7 tahun itu, tandasnya.

(*)

 

 


Berita Terkait



add images