iklan Kapolri Jenderal Sutarman
Kapolri Jenderal Sutarman

JAMBIUPDATE.COM, JAKARTA - Mabes Polri menegaskan sudah berhasil menangkap seribu terduga teroris dalam kurun waktu 2000 hingga 2014 atau 14 tahun. Menurut Kapolri Jenderal Sutarman, jumlah itu terdiri dari 97 tersangka yang tewas di lokasi penangkapan, 12 orang pelaku bom bunuh diri, 3 orang dieksekusi hukuman mati, 27 orang dalam proses penyidikan.

Kemudian, 296 orang telah divonis pengadilan, 28 orang proses persidangan, 451 orang telah bebas dari hukuman, dan 86 orang dikembalikan kepada keluarga.

Sutarman menjelaskan, dalam kurun waktu 2000-2014 itu pula sebanyak 166 aksi terorisme terungkap. Dijelaskan Sutarman, dari jumlah itu lima aksi yang besar adalah kasus bom Bali 2002 yang menyebabkan 202 korban meninggal dan 325 luka-luka. Kemudian, bom hotel Marriot pada 2003 mengakibatkan 13 meninggal dunia dan 143 orang luka-luka.

Bom Kedubes Australia pada 2004 yang mengakibatkan 10 korban meninggal dunia dan 180 luka-luka. Berikutnya, bom Bali II pada 2005 yang mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 104 luka-luka. Serta bom di Ritz Carlton dan JW Marriot pada 2009 yang mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan 53 orang luka-luka.

"Dalam perkembangannya, Polri menerapkan strategi penanganan terorisme secara lebih proaktif dengan melakukan penegakan hukum sebelum terjadinya aksi teror, sehingga korban jiwa dan kerugian dapat diminimalisasi," kata Sutarman di Mabes Polri, Selasa (30/12).

Dijelaskan dia, selama 2009-2014 Polri telah berhasil mencegah sebanyak 20 rencana aksi teror. Rencana aksi teror besar yang berhasil dicegah yakni, rencana aksi bom mobil terhadap iringan rombongan Presiden RI yang akan dilakukan jaringan Noordin M Top di Jati Asih pada 2009. Rencana aksi penyerangan terhadap kantor polisi di wilayah Jakarta Selatan oleh kelompok Abu Umar pada 2011.

Rencana aksi bom pipa gas pertamina yang dilakukan Pepi Fernando pada tahun 2011. Rencana pengeboman Kedubes Myanmar di Jakarta oleh kelompok Sefariano Mambo pada 2013.

Pada bagian lain, dia menegaskan bahwa kekuatan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin gembong teroris Santoso hanya tinggal sekitar 20 orang.  Jaringan teror yang beroperasi di Poso, Sulawesi Tengah itu sudah dalam posisi terkepung.

"Kekuatan Santoso itu kita perkirakan tinggal 20 orang saja," kata dia.

Menurut Sutarman, kelompok Santoso itu telah dikepung lalu mereka menyandera dua orang dan satu orang dilepas untuk beli beras. "Mereka juga membunuh satu orang warga," kata dia.

Dia pun menyatakan, tak kurang dari sembilan terduga teroris yang selama ini menyuplai logistik pada kelompok Santoso yang beroperasi di pegunungan di Taman Jeka dan Gunung Biru telah ditangkap. Mereka berasal dari berbagai daerah, untuk memodali Santoso yang hendak menjadikan Poso sebagai tempat latihan teroris. 

(jpnn)

 


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images