JAMBIUPDATE.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong ujian nasional (unas) dilaksanakan dengan berbasis online atau computer based test (CBT).
Kementerian pimpinan Anis Baswedan itu merekomendasikan 458 unit sekolah untuk melaksanakan unas dengan cara anyar itu.
Namun dalam tahap verifikasi di lapangan, beberapa pemda mulai menyuarakan belum siap menyelenggarakan unas dengan gaya baru itu.
Di antara pemda yang sudah menyatakan belum siap adalah Kota Bogor. Alasan ketidaksiapan itu didasari pada alat pendukung untuk pelaksanaan unas secara online.
Informasi yang berkembang, banyak pemda di Provinsi Jawa Barat selain Kota Bogor yang menyatakan tidak siap menyelenggarakan unas online.
Karena belum siap menyelenggarakan unas versi CBT itu, seluruh siswa peserta unas di Kota Bogor tetap mengerjakan soal ujian berbasis print based test atau lembar ujian fisik menggunakan kertas jawaban (LJK).
Sebelum menjalankan unas online ini, Kemendikbud lebih dulu menetapkan sekolah nominasi atau yang layak dari segi infrastrukturnya. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam menjelaskan Kemendikbud menetapkan ada 458 unit sekolah yang diusulkan menjadi penyelenggara unas online.
Sebelum unas online dijalankan, seluruh unit sekolah tadi diverifikasi oleh pemda masing-masing. Tujuannya adalah mengklarifikasi kelayakan infrastruktur untuk menyelenggarakan ujian online.
Saat ini jawaban kesiapan dari masing-masing pemda mulai masuk ke Kemendikbud. Hanya saja Nizam tidak bersedia membeber ada berapa pemda yang menyatakan belum siap menyelenggarakan unas online.
Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, Kemendikbud tidak pernah mengeluarkan paksaan. Dia menjelaskan unas online ini sifatnya bukan memaksakan pemda untuk menjalankannya, apapun kondisi infrastrukturnya.
"Mau jadi pioneer kok dipaksa. Bagi yang belum siap, tidak dipaksa," ujarnya di Jakarta kemarin. Nizam menegaskan pemda-pemda yang sudah menyatakan siap menjadi perintis unas online, akan didukung Kemendikbud. Di antaranya dengan melakukan pelatihan bagi para opetaror atau pengawas penyelenggara unas online.
Meski populer dengan sebutan unas online, teknis penyelenggaraan tidak harus ada komputer yang terus terhubung jaringan internet. Kemendikbud nantinya akan menyiapkan sejenis software yang isinya soal-soal ujian. Piranti lunak itu lantas di-install ke komputer sekolah penyelenggara unas online.
Nizam mengatakan ketika piranti lunak itu dibuka, otomatis semua program komputer yang terpasang tidak bisa digunakan. "Apakah itu Youtube, Facebook, atau Twitter tidak bisa dibuka. Jadi siswa fokus dengan aplikasi ujian," jelas Nizam.
(jpnn)
Sumber: www.jpnn.com