JAMBIUPDATE.COM, JAKARTA - Setelah ditunggu sekian lama, pemerintah sudah resmi mengeluarkan prosedur operasional standar ujian nasional (POS Unas) 2015. Rencananya aturan teknis pelaksanaan ujian tahunan itu mulai dijalankan pekan depan.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam menjelaskan, sosialisasi unas dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dengan sosialisasi ini, Nizam berharap informasi tentang pelaksanaan unas bisa diserap oleh masyarakat. "Sehingga tidak ada lagi kabar tentang unas yang simpang siur," paparnya pada Jawa Pos (induk JPNN) kemarin.
Nizam kembali menjelaskan tentang nilai dari hasil unas. Dia menyebutkan nilai hasil unas itu bernama standar kompetensi lulusan (SKL). Standar nilai itu juga diterbitkan oleh BSNP. Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu mengatakan, nilai SKL tidak terkait dengan lulis atau tidak lulusnya siswa dari sekolah atau satuan pendidikan.
"Nilai ini (SKL) hanya dipakai untuk mengetahui siswa bersangkutan apakah sudah mampu mengejar standar anal lulusan SMA itu seperti apa," jelasnya. BSNP sudah menetapkan bahwa standar nilai minimal adalah rata-rata 5,5.
Nizam menuturkan, siswa yang mendapatkan nilai SKL rendah diberi kesempatan atau pilihan untuk mengulang tahun depan. Meskipun yang bersangkutan statusnya sudah lulus sekolah. Menurut dia semua siswa pasti tidak ingin sekedar lulus sekolah. Tetapi juga mendapatkan nilai SKL setinggi-tingginya.
Persiapan teknis unas lainnya adalah urusan percetakan. Nizam menuturkan ada 17 percetakan yang memenangi tender penggandaan naskah unas. "Saat ini pencetakan naskah unas di 17 percetakan itu sudah mulai," katanya. Selain percetakan lembar ujian, penggandaan CD untuk ujian listening juga sudah mulai dikerjakan.
Nizam juga mengatakan dalam waktu dekat akan digelar uji coba atau try out pelaksanaan unas berbasis CBT (computer based test). "Jumlah siswa yang akan mengikuti unas format CBT terus bertambah," katanya. Namun Nizam belum bisa mengeluarkan data itu sampai semua persiapan unas CBT rampung.
(jpnn)
Sumber: www.jpnn.com