iklan Zola dan Edi saat melakukan pertemuan di PDIP
Zola dan Edi saat melakukan pertemuan di PDIP

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI Posisi tawar PDIP jelang Pilgub Jambi dinilai melemah. Ini menyusul sikap Zumi Zola yang menolak menandatangani pakta integritas yang disodorkan PDIP.

Pengamat Politik Jambi, Joni Najwan saat dimintai tanggapannya menyatakan, sikap Zola ini berdampak politik dengan posisi PDIP. Menurutnya, penolakan itu sah-sah saja, tetapi persoalan yang mendasar itu mengapa PDIP yang lebih besar dari PAN malah ditolak oleh PAN begitu saja.

Secara politis ini kesalahan PDIP juga, dari satu sisi dia sudah menandatangani pakta integritas dengan HBA kok menawarkan lagi dengan Zola. Itu politik dagang sapi namanya. Namanya pakta integritas, seharusnya PDIP komitmen terhadap pakta integritasnya itu. Kenapa dua-duanya dirangkulnya, itu sesuatu hal yang tidak mungkin, ujarnya.

Dikatakannya, jika nanti HBA bersikap lain dan tidak mau menggandengn kader PDIP, mau tidak maju PDIP juga tetap mendukung HBA. Karena tidak mungkin lagi ke Zola yang telah menolak membuat komitmen untuk menggandeng kadernya.

Jadi menurut saya, kecolongannya PDIP itu mengapa ia menawarkan kepada kedua kandidat. Itu kesalahan politis, konsekuensinya melemahkan posisi PDIP. Mau tak mau PDIP tetap kesitu (HBA, red), jelasnya.

Apalagi pakta integritas itu hanya mengikat secara etika dan moral saja, tidak mengikat secara hukum. Ini namanya politik, kalau dipolitik itu jangankan berhadapan dengan etika dan moral, dengan hukum saja kepentingan yang ditonjolkan, tuturnya.

Sementara Jafar Ahmad, Pengamat Politik Jambi mengaku bingung dan tak mengerti apa alasan Zola hadir di PDIP ketika partai ini sudah deal dengan pesaingnya HBA.

Itu untuk menjelaskan apa, dia datang hanya untuk menolak. Boleh jadi kedatangan Zola ini hanya ingin menunjukkan bahwa dia tidak butuh PDIP. Bisa saja seperti itu. Boleh jadi persepsi publik atas sikap Zola ini melemahkan PDIP, tuturnya.

Namun ia yakin, posisi PDIP bagi HBA itu tetap penting. Dalam politik menurutnya, hampir selalu yang tampak di pentas depan itu hanya bagian dari skenario dari pentas belakang.

Jadi kehadiran HBA itu menurut saya bagian dari pentas depan. Sedangkan pentas belakangnya sudah clear. HBA sudah merasa cocok menggandeng orang PDIP sebagai wakil. Variablenya berbagai macam, bisa kepentingan peltu dan lainnya, katanya.

(cas)


Berita Terkait



add images