Varian baru batu akik terus bermunculan. Kali ini dinamai "Loreng Rusia" dari kelompok batuan alam jenis Natural Jasper Chalcedony yang diperkenalkan dan siap menarik perhatian penghobis dan pemburu batu akik.
"Karakter batu akik ini unik. Meskipun berserat, namun dengan ketebalan tertentu dia tembus cahaya karena sudah mengkristal," ujar Jeffry Wilson Manurung (39), kolektor batu akik Loreng Rusia dilansir Radar Banten Online (Grup JPNN.com), Sabtu (9/5).
Keistimewaan lainnya dari batu akik yang baru ia kenal sekira dua bulan lalu dari temannya di Kalimantan itu adalah komposisi warna dari setiap lapisan batu yang hampir menyerupai warna seragam tentara Rusia.
"Ada nilai seni yang tinggi dalam batu ini. Meskipun sepintas seperti lukisan abstrak, tapi kalau beruntung kita juga dapat menemukan motif relief, pemandangan, lafadz, dan gambar binatang. Jadi, wajar kalau ada teman yang baru melihatnya mengira ini adalah batu pancawarna, karena memang mirip, dan kita tidak bosan memandangnya," imbuhnya.
Jeffry mengakui bahwa batu akik Loreng Rusia itu belum dikenal banyak kalangan namun pandangan pertamanya dengan batu yang berasal dari salah satu daerah perbukitan di Sumatera Selatan itu telah mendorongnya nekat merogoh kocek ratusan juta rupiah untuk membeli 4 ton bahan (rough) Loreng Rusia.
"Memang batu ini belum booming. Tapi saya berani ngangkat (membeli, Red) banyak, sampai saya dikatain gila oleh beberapa teman. Rencana saya, selain akan dijadikan cincin, gelang dan liontin saya akan membuatnya juga menjadi produk kerajinan dan dapat menjadi benda pajangan," paparnya.
Untuk mengenal karakter batu ini lebih jauh, pengusaha asal Kecamatan Pulomerak, Cilegon ini bahkan telah melakukan uji laboratorium.
"Dalam memo hasil uji lab yang saya terima, batu Loreng Rusia ini ternyata masuk dalam kelompok Natural Jasper Chalcedony dengan kekerasan batu lebih dari 7 skala mohs. Jadi pantas saja saya cukup kesulitan waktu memotongnya, karena memang batunya keras," terangnya.
Saat ini, Jeffry sudah mencoba mengenalkan batu akik itu ke kalangan penghobis. Ditawarkan dengan harga yang terjangkau, kini bapak satu anak ini mengaku cukup kewalahan memenuhi permintaan penghobis yang langsung turut jatuh hati pada batu yang didominasi warna hijau, krem, dan putih ini.
"Untuk batu bahan ukuran cincin kantoran, biasa saya jual antara harga Rp25 ribu sampai Rp30 ribu. Tapi untuk batu yang sudah digosok, berikut cincin, saya menjualnya antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu, murah kan? Karena memang harga itu tergantung kualitas, semakin banyak hijaunya, tentu akan lebih tinggi lagi," pungkasnya.
(radarbanten/jpnn)
Sumber: www.jpnn.com