JAMBIUPDATE.COM, JAMBI Realisasi pajak di provinsi Jambi mulai lesu. Penurunan pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat bakal berimbas kepada penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pasalnya, sumber PAD tersebut adalah pajak daerah. Mulai dari pajak parkir, pajak restoran hingga pajak kendaraan bermotor.
Dibeberapa daerah memasuki triwulan ketiga ini realisasi pajak baru sekitar 60 persen. Padahal idealnya sudah mencapai 70 80 persen. Hal ini membuat beberapa daerah merasionalisasikan target penerimaan PAD.
Di Pemkab Tebo misalnya, hingga Agustus 2015, PAD Kabupaten Tebo yang ditargetkan sebesar Rp 942 Miliar baru terealisasi sebesar 60 persen. Namun pihak Dispenda Tebo sangat optimis target tersebut bisa tercapai hingga akhir tahun nanti. Hal Tersebut langsung disampaikan Kabid Penagihan Dispenda Tebo, Agung Purwo Siswono.
"Jika ditambah dengan dana perimbangan maka target PAD kita Rp. 942 Miliar dan terhitung Agustus lalu sudah terealisasi sekitar 60 persen dan kita yakin akan mencapi target hingga akhir tahun seperti yang telah lalu" jelas Agung.
Lebih parah lagi di kabupaten Batanghari. Kabid Pendapatan Asli Daerah (PAD) Batanghari, Saiful, ketika dikonfirmasi mengatakan hingga pertengahan tahun realisasi pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Batanghari baru mencapai 49,48 persen dari taget PAD sebesar Rp 982 661.976.75 miliar. Untuk untuk realisasi PAD sampai bulan Juni baru mencapai 49,48 persen.
"Total realisasi seseluruhan PAD hingga pertengahan tahun baru mencapai 49,48 persen," ujar Saipul.
Sementara itu, Kadis DPKAD Tanjabtim, Nusirwan melalui Sekdis, Muhammad Idris mengatakan, tidak mendapatkan manfaat dari keberadaan perusahaan sawit.
"Kita di Tanjabtim hanya dapat kehancuran jalan saja. Karena perusahaan tersebut mengangkut dijalan menuju Tanjabtim," tegasnya.
Tokoh Pemerhati Kebijakan Publik Tanjabtim, Ari Suryanto mempertanyakan kenapa hasil produksi sawit baik milik perusahaan maupun masyarakat Tanjabtim, harus dibawa ke Kabupaten lain.
"Jawabannya, karena Tanjabtim tidak memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit. Kita hanya memiliki loading ram yang tidak banyak menghasilkan banyak PAD," kata Ari.
Meski demikian, PAD Tanjabtim sudah over target. Muhammad Idris mengatakan dari target PAD Rp 31 miliar realiasi hingga Juni 2015 telah tercapai Rp 41,21 miliar.
"Artinya kami sudah over target dari capaian Rp 31 miliar," katanya.
Kota Jambi sendiri hingga Agustus 2015, PAD Kota Jambi dari sektor pajak masih 50 persen. Khairuddin, Kabid Akuntansi dan pelaporan Dinas Pendapatan Daerah Kota Jambi mengatakan meski hampir memasuki penghujung tahun 2015, pendapatan dari sector pajak masih jauh dari yang ditargetkan yakni Rp. 190 miliar.
Bahkan, di bawah target pencapaian bulanan. Bulan Agustus sesuai perencanaan ditargetkan PAD tercapai 66,67 persen. Sayangnya, yang tercapai baru 50 persen.
Pendapatan dari awal tahun hingga Agsutus sudah hampir 94 miliar, sebutnya.
Pemkab Tanjabtim sendiri melakukan rasionalisasi APBD.
Hal tersebut disampaikan Plt. Kadispenda, Yon Heri yang menyatakan progres penarikan PAD sesuai dengan yang telah dituntaskan.
"Sampai saat ini, realisasi berkisar 60 persen dari target. Dengan asumsi, target berdasarkasn apbd murni.
Target apbd murni, oleh dispenda rencana akan dikoreksi di apbdp dirasionalisasikan, karena terpengaruh dengan kondisi penerimaan daerah secara umum," bebernya. (sun/azz/yos/yos/adi/bjg)