iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

Oleh: Mohd Haramen

PELEMAHAN ekonomi yang terjadi akhir-akhir ini harus dicarikan solusi yang tepat. Nilai rupiah yang terus terdegradasi hingga level Rp. 14.700 per dollar harus diselamatkan. Jika dibiarkan menyebabkan daya saing Indonesia semakin lemah. Karena biaya produksi barang dan jasa ekspor semakin meningkat.

Ini juga bisa memicu inflasi yang tinggi. Disaat inflasi tinggi, daya beli masyarakat akan rendah. Pada titik itu, produksi barang dan jasa akan stagnan. Ketika produksi barang dan jasa mandeg, pertumbuhan ekonomipun akan merosot tajam. Pertumbuhan yang merosot, menyebabkan kesejahteraan masyarakat melorot. Ini akan menambah deretan angka kemiskinan dan pengangguran. Kondisi seperti ini tentunya jangan sampai terjadi. Apalagi di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini.

Menurut laporan Bank Indonesia Perwakilan Jambi, kondisi perekonomian regional Jambi pada triwulan II 2015 tumbuh sebesar 5,2 persen. Ini terjadi perlambatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 6,6 persen (yoy). Sudahlah pertumbuhan melambat, inflasipun masih terjadi sebesar 0,25 persen.  Ini menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 94,55 atau turun 1,50 persen. Artinya hasil olah produk pertanian tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari petani. Sampai kapan kondisi ini berlangsung ? Itu tergantung dengan kebijakan pemerintah daerah (Pemda).

Bagi pemerintah dan pemda, untuk mengambil kebijakan tersebut tentunya harus berdasarkan fakta-fakta ekonomi di lapangan. Realitas ekonomi ini tergambar dalam bentuk angka-angka statistik. Semakin valid angka statistik, akan menentukan ketepatan dalam mengambil kebijakan pembangunan. Arah pembangunan lima tahun atau bahkan dua puluh lima tahun kedepan akan bisa ditentukan berdasarkan target dan capaian yang terukur.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai capaian dan kondisi perekonomian masyarakat ini, pihak Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Sensus Ekonomi (SE). SE ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi potret utuh perekonomian bangsa. Tanpa dasar data yang jelas, keputusan yang diambil bisa jadi tidak sinkron. Obat dari pelemahan ekonomipun tidak akan mujarab.

Tahun 2016 mendatang, pemerintah berencana melaksanakan SE. SE tersebut merupakan salah satu amanah yang diemban oleh BPS. Hal ini sesuai dengan apa yang tertera dalam Undang-undang Statistik Nomor 16 tahun 1997.

Sejak Indonesia merdeka, paling tidak sudah dilaksanakan empat kali sensus ekonomi.  Yakni, pada tahun 1976, 1986,  kemudian 1996, 2006, dan akan dilaksanakan kembali tahun 2016 mendatang. SE 2016 ini bakal menyerap banyak tenaga kerja paling tidak dibutuhkan 620 ribu petugas.

Dalam sensus ekonomi ini akan dilakukan pendataan seluruh sektor usaha kecuali sektor pertanian. Oleh karena itu sensus ini akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi non-pertanian. Selain itu juga akan diketahui daya saing bisnis di Indonesia, serta penyediaan kebutuhan informasi usaha.

Menurut Website BPS, metode sensus ini sendiri akan dilakukan dengan berbagai macam. Diantaranya Metode listing usaha/perusahaan. Kemudian, metode pendataan karakteristik usaha mikro. Lalu, metode pendataan karakteristik usaha menengah besar.

Cakupan SE 2016 ini sendiri yakni pendataan usaha di lokasi permanen, lokasi tidak tetap, usaha keliling dan usaha rumah tangga. Selain itu, juga yang turut didata pelaku usaha yang terdiri dari pemerintah, lembaga nonprofit, korporasi dan di rumah tangga.

Lalu usaha yang didata  tersebut yakni berupa pertambangan dan penggalian, Industri pengolahan, pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin. Kemudian juga,  pengadaan Air, pengelolaan sampah dan daur ulang. Lalu, pembuangan dan pembersihan limbah  sampah.

Usaha lain yang ikut didata yakni, usaha konstruksi, perdagangan besar dan eceran. Lalu, reparasi dan perawatan mobil motor. Kemudian, ada juga usaha transportasi dan pergudangan. Serta penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum.

Turut juga yang didata adalah usaha dibidang informasi dan komunikasi. Lalu, jasa keuangan dan asuransi. Ada juga usaha real estate, jasa profesional, ilmiah dan teknis,  serta jasa persewaan. Juga ada usaha ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya. Lalu, ada  jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, kebudayaan, hiburan, dan rekreasi, kegiatan jasa lainnya. Juga yang termasuk didata yakni jasa perorangan yang melayani rumah tangga dan kegiatan badan dan organisasi internasional.

Untuk mensukseskan kegiatan sensus ekonomi 2016 ini, BPS juga telah meluncurkan logo SE 2016. Logo tersebut berbentuk dasar segi enam. Ini melambangkan Sensus Ekonomi dilaksanakan setiap 10 tahun pada tahun dengan digit akhir 6. Lalu, ada tulisan sensus ekonomi yang disingkat dengan SE. Ini menunjukkan nama kegiatan. Kemudian ada tulisan 2016 yang menunjukkan tahun pelaksanaan kegiatan utama.

Logo SE 2016 ini berwarna oranye. Ini bermakna kegiatan ekonomi yang semarak. Sebuah antusiasme menyambut hajatan besar sepuluh tahunan dalam bidang ekonomi dan diharapkan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Lalu, ada juga warna kuning yang dilakukan untuk menarik perhatian setiap orang yang melihat dan mudah diingat.

Sedangkan warna hitam pada logo tersebut  melambangkan kekuatan dan determinasi untuk menghasilkan data statistik bidang ekonomi yang sangat beragam. Pada logo tersebut juga ada warna merah yang  menggambarkan semangat untuk menghasilkan data akurat dan terpercaya melalui pelaksanaan SE2016.

SE2016 ini sendiri rencana akan dilaksanakan dari tanggal 1-31 Mei 2016.

SE ini memiliki arti penting bagi pemerintah, masyarakat dan juga dunia usaha.Terlebih kita dihadapkan pada fenomena Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015 ini. Dimana persaingan dan tantangan kedepan akan semakin ketat. Persaingan itu meliputi semua bidang, terutama ekonomi.

Gambaran ekonomi yang valid akan menentukan arah kebijakan pemerintah terutama di bidang ekonomi dan dunia usaha dalam bersaing di era global. Arah kebijakan ekonomi yang benar akan mempercepat terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Karena keadilan dan kemakmuran masyarakat adalah cita-cita UUD 1945 dan amanat demokrasi bangsa.

Perlu Peran Serta Masyarakat

Sukses tidaknya pelaksanaan SE 2016, tergantung dengan peran serta masyarakat. Peran ini berupa kemauan dalam menerima petugas sensus. Selain itu, juga kejujuran dalam menjawab pertanyaan pertugas.Semua pelaku usaha perlu turut serta dan sensus kali ini, karena akan menentukan masa depan bangsa. Selamat Menyambut SE 2016. Bangsa kuat bila ekonominya maju pesat. Ekonomi maju pesat, bila kebijakan pemerintahnya tepat. Kebijakan pemerintah akan tepat, bila sensus ekonominya menghasilkan data yang valid. Semoga SE 2016 sukses.

(Penulis adalah Wartawan Harian Pagi Jambi Ekspres)


Berita Terkait



add images