iklan Icon Jambi Gentala Arasy
Icon Jambi Gentala Arasy

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI Hari ini Rabu (6/1), usia Provinsi Jambi genap 59 tahun. Daerah yang berjuluk Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini dari tahun ke tahun terus berbenah untuk mengejar ketertinggalan dari Provinsi tetangga. Tetap saja tertinggal. Di usia 59 tahun, Provinsi Jambi harus selangkah lebih maju dari Provinsi tetangga. 

Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit mengatakan, di usia yang sudah 59 tahun seharusnya Provinsi Jambi sudah matang dan sudah bisa menghasilkan barang jadi. Apalagi basis perekonomian Jambi ada di perkebunan sawit, karet, kelapa, kopi dan pinang.

Seharusnya sudah menghasilkan margarine tak lagi mengeksport CPO, katanya.

Hilirisasi sudah matang dan tak lagi bermain di Hulu. Infrastruktur Provinsi Jambi juga masih jauh tertinggal dari Provinsi tetangga. Seperti Sumatera Selatan (Sumsel), Riau, dan Sumatera Barat (Sumbar). Tiga Provinsi ini sudah pernah menyelenggaran event Nasional.

BACA JUGA: Provinsi Jambi Berusia 59 Tahun, Ini Dia Daftar Nama Gubernurnya Sejak Tahun 1955

Jambi belum ada. Artinya, infrastruktur olahraga kita belum memadai, akunya.

Provinsi tetangga juga sudah memiliki Tol, Kereta Api dan Pelabuhan. Provinsi Jambi harus mati-matian untuk membangun Pelabuhan Ujung Jabung, Rel Kereta Api dan Jalan Tol.

Ini harus dikembangkan, katanya.

Dari sisi energi listrik, Jambi juga masih defisit listrik. Kebutuhan tidak berimbang. Jika listrik sudah berimbang dengan kebutuhan, artinya, daerah itu sudah maju. Listrik kita masih mengunakan deasel. PLTA Kerinci belum siap, listrik mulut tambang juga belum siap. Seharusnya, sudah siap dengan usia 59 tahun, ujarnya.

Air minum di Jambi juga belum berkembang. Kita lihat penduduk yang teraliri air minum masih jauh, jelasnya.

Dari sisi perbankan, Jambi dinilai tidak kalah dengan Provinsi tetangga. Jambi sangat tertinggal di infrastruktur. Padahal daya saing ada di infrastruktur agar investor tertarik berinvestasi ke Jambi.

Itu kata kunci, katanya. 

Jambi diharapkan tak lagi bermain di level Hulu. Jambi harus bermain di level Hilirisasi. Harus ekspor barang setengah jadi. Gubernur baru harus berpikir keras bagaimana bisa bersaing dengan Provinsi tetangga. Jambi masih punya kesempatan untuk mengejar ketertinggalan itu.

Di usia 60 tahun nanti, Jambi  harus selangkah lebih maju. Daerah lain yang berlari 60 kilo meter per jam, kita harus 80 kilo meter perjam, ujarnya.

Dari sisi pendidikan, Provinsi Jambi juga masih ketertinggalan. Angka putus sekolah masih tinggi. Fasilitas pendidikan yang berkualitas pada SMP dan SMA sederajat masih kurang. Pendidikan yang berkualitas hanya di Ibukota Provinsi. Jika kita lihat di Kecamatan, jauh sekali tingkat kualitasnya, akunya.

Pendidikan kiat sangat memprihatinkan. Padahal pendidikan ini ujung tombak kita ingin bersiang. Pendidikan harus digenjot, pintanya. Kemudian, BLK yang dimiliki Sosnakertrans Provinsi Jambi harus diarahkan sesuai kondisi pasar. Mesin yang ada merupakan mesin yang sudah lama.

Yang keluar dari BLK tidak bisa memperbaiki mobil bagus, akunya.  (fth)

 


Berita Terkait



add images