JAMBIUPDATE.CO, JAMBI Terkait dengan informasi adanya pungutan liar yang totalnya mencapai Rp185 juta, Kepala SMPN 11 Kota Jambi, Zaidawati, enggan berkomentar banyak dan malah nyolot ke wartawan.
Kamu analisis sendirilah laporan itu benar atau tidaknya, katanya, dengan raut wajah memerah sambil meninggalkan wartawan yang hendak konfirmasi kebenaran laporan tersebut.
Zaidawati juga sempat mengatakan, jika pungutan-pungutan untuk kepentingan siswa boleh-boleh saja. Menurutnya, sangat perlu peran orangtua dalam pendidikan anak. Bukan hanya sekedar melahirkan.
Jangan cuma sekedar melahirkan, terus semuanya mau gratis, sekolah gratis, berobat gratis, ujarnya.
BACA JUGA: Duhh!!! Ada Pungli di SMPN 11 Kota Jambi
Hingga akhirnya, pihak sekolah mempertemukan wartawan dengan Wakil Humas SMPN 11 Kota Jambi, Edirwan Kadir. Ia menjelaskan bahwa memang ada pungutan untuk pembangunan pendopo. Namun, itu bukan untuk berbelanja material akan tetapi hanya digunakan untuk upah tukang.
Tapi tidak ditentukan nilainya. Kalau untuk material itu sumbangan sukarela dari orang tua murid, ada yang nyumbang seng, semen, dan lainnya, katanya.
Ia juga tak menampik jika siswa kelas tiga membuat Buku Tahunan Siswa (BTS) seharga Rp150 ribu per anak. Sementara untuk pungutan terhadap pedagang kantin, ia mengatakan jika pungutan itu tidak dilakukan sekaligus, akan tetapi bertahap.
Bertahap, satu hari Rp10 ribu, katanya.
Hal itu dimaksudkan agar siswa tidak lagi jajan diluar, karena SMPN 11 Kota Jambi berdekatan dengan jalan raya. Jika siswa berkeliaran di jalan, maka resikonya sangat tinggi. (hfz)
