iklan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya tidak pernah meragukan atraksi beberapa destinasi di Provinsi Jambi. Terutama wisata yang berbasis pada alam atau nature, sejarah dan budaya. 

Tapi mengapa Jambi masih belum menjadi magnet baru di Pulau Sumatera? Jambi masih 15 ribu wisman, hanya sepertiga dari kabupaten kecil di Jawa Timur, Banyuwangi, yang sudah berani memasang target di atas 45 ribu. 

"Lalu mengapa jumlah wisman Jambi terlalu kecil untuk ukuran provinsi? Saya biasa menggunakan 3A, atraksi, akses, dan amenitas. Kalau soal Atraksi, saya tidak meragukan, pasti bisa ditemukan diferensiasi keunggulan Jambi. Critical success factornya ada di Akses dan Amenitas," ujar Menpar Arief Yahya, di Jakarta. 

Arief Yahya menyampaikan tanpa basa-basi ke Gubernur Jambi Zumi Zola. Akses itu terkait dengan connectivity, penerbangan dari dan menuju Jambi. Berapa jumlah direct flight? Berapa kapasitas angkut? Berapa panjang dan besar kapasitas bandara?  Masuk ke Jambi dengan moda transportasi apa saja? 

"Kalau mau maju, akses harus kuat. Bandara harus internasional," ungkapnya. 

Bagaimana dengan amenitasnya? Kalau akses sudah nyambung, atraksinya sudah kuat, dengan sendirinya privat sectors akan mengisi amenitasnya. 

Arief Yahya yakin, Jambi bisa mewujudkan impiannya menjadi provinsi yang menempatkan pariwisata sebagai leading sector. Apalagi, belum lama Gubernur Zumi Zola sudah bertemu dan menyampaikan programnya kepada Arief Yahya. Cita-citanya, Jambi menjadi destinasi wisata nasional dan mendunia.

"Ini bagus, promosi wisata Jambi, gubernurnya langsung jualan dan saya sangat mengapresiasi," kata Menpar Arief Yahya saat membangun acara Direct Promotion Tourism Jambi di Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Arief menegaskann selain 3A itu, yang justru paling penting adalah CEO commitment. Kalau orang nomor satunya sudah bertekat bulat, tidak ada yg bisa membendung dalam mengembangkan sektor pariwisata. Dia berharap Gubernur Jambi Zumi Zola sudah mulai mengembangkan cultural industry atau creative industry, termasuk pariwisata. 

Jambi kini menjual pariwisatanya dengan tagline Adventure & Culture Paradise. Sedangkan ikon wisata yang dipilih, adalah Gunung Kerinci.  "Untuk mendatangkan banyak turis, bandara harus berskala internasional. Tadi saya dengar kata Pak Gubernur, 2015 baru 15 ribu turis. Sumatera Utara sudah ratusan ribu dan Bali sudah 4 juta. Ayo bandaranya dibuat internasional biar lebih banyak pesawat yang mendarat," ungkap Arief.

Soal pengembangan destinasi wisata, Jambi punya segalanya. Dari alam, kuliner, sejarah hingga budaya semuanya ada di sana. Ke depan, adalah bagaimana masalah promosi dan branding Gunung Kerinci yang diperkuat. Disertai dengan pembenahan di sektor aksesibilitas dan akomodasi.(dkk/jpnn)

 


Berita Terkait



add images