JAMBIUPDATE.CO, SURABAYA - Kejadian Sabtu pagi (16/4) membuat hati Nur Aini remuk. Dia melihat dengan mata sendiri anaknya yang masih tujuh tahun, sebut saja bunga sedang dicabuli tetangga kosnya, Karim. Kepada Jawa Pos (Induk JPNN), Jumat (22/4), Nur menceritakan kejadian mengerikan itu.
Peristiwa itu berawal ketika Bunga pamit untuk pipis di kamar mandi. Letak kamar mandi berada di belakang kamar kos yang ditempati keluarga Nur. Di tempat kos tersebut juga ada satu kamar yang ditempati Karim.
Saat Bunga pamit pipis, Nur masih sibuk melipat baju sambil menunggui anaknya yang baru berumur dua bulan.
Jarak kamar mandi yang hanya 5 meter membuat Nur mengizinkan bocah yang masih duduk di bangku TK B itu untuk pergi sendiri. Terlebih saat itu suaminya, Suko Wibowo, masih dirawat di rumah orang tuanya di Pacar Keling karena sakit.
Perasaan Nur tiba-tiba kurang enak saat anaknya tidak kunjung kembali dari kamar mandi. Dia pun bermaksud menjemput Bunga.
Di luar dugaan, Bunga ternyata berada di kamar kos Karim. Anak saya diseret, dipaksa masuk kamar, lalu dilakban, ungkapnya kemarin (22/4).
Saat membuka kamar Karim, Nur melihat bunga tengah setengah telanjang. Mata bocah itu, berlinang air mata. Mulutnya tertutup lakban bening.
Begitu melihat Nur masuk, Karim segera mengambil handuk untuk menutupi organ vitalnya. Dia lalu kabur.
Karim merupakan tetangga kamar kos Nur yang sudah tiga tahun di tempat itu. Sehari-hari Karim bekerja sebagai penjual gorengan telur puyuh di wilayah Semampir.
Kebejatan Karim ternyata tidak hanya dilakukan saat tepergok. Sebab, berdasar pengakuan Bunga, pencabulan terjadi sejak bocah itu duduk di bangku playgroup.
Sering anak saya mengeluhkan sakit di bagian vitalnya. Tapi pas saya tanya dia bilang gak tau kok bisa sakit, jelas Nur.
Ternyata, bocah yang dikenal periang itu selalu diancam dibunuh oleh Karim. Saya langsung visumkan dan lapor ke polres (Polres Tanjung Perak, Red), ucap mantan pegawai PT PAL tersebut.(all/c15/fat)
Sumber: JPNN.COM