iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Jika pergi ke Palembang, orang ingat pempek. Kalau ke Surabaya ingat Suramadu. Kemudian, jika ke Jogjakarta ingat gudek. Lantas, jika ke Jambi, apa yang bisa diingat. Itulah kesan yang disampaikan Direktur Kerjasama Ekonomi Asean Kementerian Luar Negeri, Ina  Hagniningtyas Krisnamurthi saat ditemui semalam.

Menurutnya, agar mudah diingat, Jambi harus memiliki produk khas atau brand yang sulit ditiru.

'Misalnya apa khas di sini, Angsoduo, brand itu terus ditonjolkan, dimana-mana ada Angsoduo. Supaya orang begitu ingat Jambi, teringat Angsoduo,' tuturnya.

Secara Sumber Daya Manusia (SDM) katanya, Jambi tidak kalah dengan daerah lain. Bahkan, dirinya sangat apresiatif dengan mahasiswa di Jambi.

Dengan modal ini saja lanjutnya, Jambi dengan mudah bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini. Begitupun terkait dengan produk, produk UKM Jambi tidak kalah saing juga.

'Hanya saja masyarakat Jambi diminta untuk berkreasi, inovasi dan memiliki jiwa intrepreneur,' tukasnya.

Kedepan lanjutnya, produk Jambi perlu diberikan ciri khas. Dimana misal batiknya ditonjolkan satu merek saja. Tidak bermacam-macam merek seperti sekarang.

'Sebut saja misalnya, Angsoduo memiliki sejarah di Jambi. Seluruh merek batiknya disebut saja dengan batik Angsoduo,' tukasnya.

Demikian juga dengan produk makanan. Hanya saja, lanjutnya, kunci kemajuan suatu daerah tersebut adalah keterbukaan seorang pemimpin. 'Saya lihat pemimpin kota Jambi sangat terbuka,' ucapnya.

Dia mengungkapkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya isu bahwa MEA, Jambi dibanjir produk luar. Kemudian, Jambi dibanjiri orang asing.

'Banyaklah orang kita diluar negeri. Ngapain juga mereka kerja di negara kita, kita nggak kuat menggaji mereka. Produk, banyak kok pengusaha kita yang berinvestasi di luar negeri,' terangnya. (fth)


Berita Terkait



add images