JAMBIUPDATE.CO, TIMIKA - Warga di Jalan Pepaya, kompleks Irigasi, Minggu (8/5) heboh. Seorang warga mereka, Inggrid Tidayoh (32) ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar oleh ayah dan anak korban sekitar pukul 12.30 WIT.
Usut punya usut, Inggrid dibunuh oleh suaminya sendiri, JAT alias Jusak (34). Informasi yang dihimpun Radar Timika, pasangan suami istri (Pasutri) ini sebelumnya terlibat keributan. Meskipun warga setempat tidak mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebabnya, namun diduga rasa cemburu jadi pemicu pertengkaran yang berujung maut itu.
Salah seorang saksi bernama Modesta S (56), yang merupakan pembantu di rumah itu, mengatakan kejadian berawal ketika korban memanggilnya untuk datang ke rumah mereka. Jarak rumah korban dan saksi hanya sekitar 10 meter.
Korban meminta tolong kepada saksi, agar menggantikan baju anaknya yang paling bungsu, yang masih berusia sekitar setahun lebih. Pasalnya anak itu sedang sakit, dan hendak dibawa ke dokter. Saksi kemudian menuruti permintaan korban.
Selanjutnya pelaku masuk ke dalam kamar dan terlibat pertengkaran dengan korban. Saksi saat itu juga sedang berada dalam kamar, menyaksikan suami istri itu bertengkar.
Waktu mereka bertengkar, saya ada dalam kamar sambil ganti pakaian anak yang kecil ini. Dia pu (punya) laki (suami) paksa minta hape korban, tapi korban tolak bilang, untuk apa kau mau ambil paksa kita pe hape, sementara kita pe hape sudah kasi hancur semua, ujar saksi menirukan kata-kata korban.
Selanjutnya pelaku meminta saksi untuk keluar dari kamar. Namun saksi sempat bertahan karena takut terjadi apa-apa pada korban. Setelah didesak, akhirnya saksi keluar dari kamar dan membawa anak korban ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Setelah saksi tiba di rumah sambil menggendong anak korban, saksi sempat mendengar suara korban minta tolong, seperti suara tercekik. Namun karena saksi takut, akhirnya dibiarkan saja. Pasalnya saksi tahu kalau suami korban dikenal ringan tangan, alias sering memukul istrinya. Setelah mendengar suara minta tolong itu, sudah tidak ada suara lagi.
Tidak berapa lama kemudian, suami korban keluar menggunakan motor lewat depan rumah saksi. Awalnnya saksi tidak curiga terhadap pelaku, karena saat melintas pelaku sempat menyapanya, kemudian kabur menuju jalan raya.
Namun karena suara korban tidak terdengar, saksi mulai curiga dan meminta anak-anak saksi untuk mengecek rumah korban. Sesampainya di rumah korban, ternyata seluruh pintu dikunci dari dari luar oleh pelaku.
Saya pu (punya, red) anak pergi cek, ternyata pintu su (sudah) terkunci semua. Akhirnya kita telpon mama korban untuk datang kemari, karena tidak ada suara dari dalam, sementara suaminya sudah jalan, ujarnya.
Ibu korban pun tiba ke lokasi kejadian dan selanjutnya mencoba memaksa membuka pintu, namun tidak berhasil. Akhirnya ayah korban merusak kaca jendela dan masuk ke dalam rumah. Setelah berhasil masuk, ayah korban kaget sang anak sudah tewas bersimbah darah sambil ditutupi selimut. Kondisi korban saat ditemukan, mengalami luka sayat pada bagian leher.
Sementara itu, aparat kepolisian yang tiba di lokasi langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Setelah meminta keterangan dari sejumlah saksi, anak korban dan warga sekitar, jenasah korban langsung dievakuasi Ke RSUD Mimika untuk dilakukan visum. Hingga Minggu (9/5) malam, pelaku pembunuhan masih dalam pengejaran polisi. (dzr/adk/jpnn)
Sumber: www.jpnn.com