JAMBIUPDATE.CO, KUPANG Gisela Abigail Liufeto, hanya diperkenankan ibunya Hinsa Monika Pakpahan, 25, untuk menikmati belaian kasih sayang dari orang tuanya selama sepuluh bulan. Bayi perempuan, mungil dan cantik itu meregang nyawa di tangan orang yang seharusnya melindungi dia.
Ibu kandungnya tega mengakhiri keceriaan putri semata wayangnya itu dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tangan.
Peristiwa miris dan mengundang amarah publik itu terjadi di kos-kosan Yeni, Jalan Komodo, RT 18/RW 07, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang, Jumat (20/5) sekira pukul 14.00 Wita.
BACA JUGA : Ibu yang Tega Bunuh Bayi Cantik Ini Sempat Panik
Informasi yang diperoleh Timor Express (JPNN Group) di lokasi kejadian, menyebutkan Hinsa menggunakan tangan kanannya untuk menutup hidung dan mulut putrinya sekitar 15 menit. Usai melakukan tindakan itu, dia baru kaget ketika anaknya sudah tidak bernafas lagi.
Usai menghabisi nyawa anaknya di kamar yang sudah ditempati bersama suaminya Marthen Liufeto selama dua tahun itu, Hinsa tak langsung melaporkan ke tetangga kos ataupun ke pemilik kos. Ibu muda itu memilih mengurung diri di dalam kamar kos hingga pukul 17.00 WIB.
Selanjutnya, barulah dia memberanikan diri menghampiri pemilik kos, Yeni Nara dan suaminya, Benyamin Beis yang sementara duduk-duduk di kios yang letaknya tak jauh dari kamar itu.
Merasa penasaran dengan tingkah laku Hinsa Monika Pakpahan, Benyamin Beis lalu membuntuti pelaku ke kamar kos. Ketika tiba di depan pintu kamar kos, pelaku lalu berbalik dan meminta Benyamin Beis untuk mengantarnya ke aparat Kepolisian karena telah membunuh bayi mungilnya.
Selanjutnya, Benyamin Beis lalu memberitahu ke seorang saudarinya, Gladis sehingga Gladis-lah yang melapor ke Pospol Oesapa Timur. Tak lama kemudian polisi pun berdatangan.
Pelaku Hinsa Monika Pakpahan mengaku dirinya nekad menghabisi nyawa anaknya karena masalah keluarga. Dia mengisahkan, suaminya, Marten Liufeto sebelum berangkat kerja sempat meminta uang untuk mengisi bensin di sepeda motor sebesar Rp 10 ribu. Namun Hinsa tak memberi uang, sehingga Marthen menegaskan padanya bahwa jika tak dapat uang, maka dia baru bisa pulang besok (Sabtu, 21 Mei 2016, red).
Hinsa mengaku, sebelum menghabisi nyawa putrinya, dia menutup pintu dan jendela kamar. Tadi, sebelum bunuh anak saya (Gisela Abigail Liufeto, red) saya tutup pintu kamar kos serta jendela. Dia (Gisela Abigail Liufeto red) tidur di lantai. Saya tutup hidung dan mulutnya pakai telapak tangan kanan selama 15 menit, tutur Hinsa.(JPG/gat/fri/jpnn)