iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO, MATARAM - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Provinsi NTB menangkap 54 orang yang diduga melakukan mesum di hotel-hotel melati.

Delapan orang di antaranya masih berstatus sebagai mahasiswa.

Mereka kepergok Satpol PP yang menggelar Operasi Gabungan(Opgab) Penyakit Masyarakat (Pekat) bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) NTB di Kota Mataram dan Lombok Barat, Selasa siang (15/11) itu.

"Kita langsung BAP mereka di gedung Sangkareang karena jumlahnya banyak, prihatin saya dengan anak-anak ini," terang Kepala Satpol PP NTB, Lalu Dirjaharta saat proses BAP masih berlangsung, kemarin.

Sebanyak 54 orang yang digelandang petugas tersebut mayoritas anak-anak muda.

Mereka yani mahasiswa sebanyak 8 orang, pelajar 1 orang, Ibu Rumah Tangga (IRT) 1 orang, dan 44 orang swasta.

Asalnya bermacam-macam, ada yang dari Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara bahkan Lombok Timur.

Dari 54 orang yang berhasil diamankan, setelah dilakukan tes urine oleh BNNP diketahui 2 orang positif pengguna narkotika.

Keduanya diserahkan ke BNNP untuk dilakukan tindakan sesuai prosedur.

Ada dua yang positif narkotika dan akan diproses BNN, ucap Dirjaharta.

Operasi kali ini merupakan lanjutan dari sebelumnya, yang dilakukan di wilayah Senggigi.

Sekitar 90 persen orang yang ditangkap di Senggigi positif pengguna narkotika.

Kalau yang sekarang, kita bagi petugas menjadi 6 tim, ada 3 tim di Kota Mataram dan 3 di Lombok Barat, paparnya.

Di Kota Mataram, lokasi operasi di wilayah Ampenan, Rembiga, Karang Ujung, Karang Medain, Kawasan Sindu, Mayura, Cakranegara, Sweta dan sekitarnya. Hotel melati yang dirazia seperti Victory, Nang, Komang In, Astawa dan lain-lain.

Sedangkan di wilayah Lombok Barat, lokasi razia yang selalu menjadi langganan yaitu kawasan Golong, Suranadi, Lingsar dan sekitarnya.

Kita sudah langsung panggil pemilik hotel tadi, mereka akui bersalah dan tahu sebenarnya pasangan-pasangan itu akan berbuat mesum, ungkap mantan kepala biro pemerintahan ini.

Saat penggerebekan, tidak ada perlawanan sama sekali dari pemilik hotel.

Namun beberapa tamu sempat saling berupaya kabur dan dikejar petugas.

Semua yang diamankan itu sedang berada di kamar dengan pasangannya, lanjut Dirjaharta.

Terhadap mahasiswa dan pelajar yang tertangkap berbuat mesum, Pol-PP akan melayangkan surat ke pihak kampus dan sekolah agar dididik dengan baik.

Selain itu, peran orangtua tua juga sangat penting dalam menjaga anak-anaknya agar tidak berbuat mesum lagi.

Banyaknya anak-anak muda yang berbuat mesum di hotel melati tidak lepas dari pergaulan bebas. Pola pikir dan cara bergaul harus diperbaiki demi menjaga generasi muda NTB.

Mereka akan kita lepas setelah walinya datang, tapi KTP mereka kita tahan. Dan diwajibkan melapor sekali seminggu selama tiga bulan, ujarnya.

Dirjaharta berharap pemerintah kabupaten/kota tegas terhadap hotel-hotel yang membiarkan praktek mesum.

Apalagi NTB telah mendeklarasikan diri sebagai daerah yang mengembangkan wisata halal. Prilaku mesum ini tentunya sangat bertolak belakang dengan visi-misi daerah.

Pemkab atau Pemkot harus memberikan teguran keras terhadap pemilik hotel. Bila perlu izinnya dicabut apabila masih membiarkan praktek mesum di hotel.

Kelemahan kita kan tidak bisa memberikan sanksi, makanya ketegasan pemkab/pemkot ini yang penting. Jangan biarkan hal seperti ini terus-terusan terjadi, ucapnya.

Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Umum (Trantibunmas) SatPol-PP NTB, Tri Joko Hartono menyampaikan, kedepan akan sering melakukan razia pekat.

Hal ini penting untuk menjaga daerah NTB dari praktek mesum yang hanya akan membuat malu daerah.

Persoalannya, anggaran untuk Pol-PP sangat rendah hanya sekitar Rp 5 miliar per tahun.

Lebih parahnya lagi, untuk tahun 2017 anggaran Pol-PP ingin dikurangi.

Bagaimana bisa kita perangi pekat kalau anggaran dikurangi, ujarnya. (zwr/sam/jpnn)


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images