iklan Mochammad Farisi, LL.M.
Mochammad Farisi, LL.M.

Siapa bisa mengalahkan takdir Tuhan? No One. Rencana Tuhan pasti lebih baik dari rencanan manusia, semua ada hikmahnya bagi orang-orang yang beriman. Alhamdulillah kita semua patut bersyukur bahwa pilkada serentak gelombang ke-2 ini yang terdiri dari 101 Daerah secara umum dan terkhusus ditiga daerah di Prov. Jambi yaitu Kab. Tebo, Kab. Muaro Jambi dan Kab. Sarolangun berjalan cukup lancar. 

Rakyat telah menentukan pilihan politiknya, menyusul hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei hasil akhir perolehan suara sudah tergambar takdir Tuhan siapa yang menang dan siapa yang kalah, meski begitu kita harus tetap menunggu keputusan resmi hasil rekapitulasi manual yang dilakukan oleh KPU. Sepertihalnya kompetisi-kompetisi lainnya, dalam pilkada ini pasti ada paslon yang kalah dan menang, pasti ada suka dan duka. Tapi itulah realitas kehidupan yang mau tidak mau harus diterima dan dijalani oleh masing-masing kandidat. 

Slogan siap menang dan siap kalah memang mudah untuk diucapkan tapi butuh jiwa besar untuk mempraktekkan khususnya bagi pihak yang kalah. Ada dua tipe orang yang kalah, tipe pertama secara kesatria dan lapang dada menerima kekalahan dan mengucapkan selamat pada kandidat yang menang, segera melakukan evaluasi dan instropeksi untuk mengetahui mengapa dia kalah, mengambil pelajaran dan melakukan perbaikan dan siap move on lagi. Kedua, tipe yang tidak mau menerima kenyataan dia kalah, sibuk menuding orang lain sebagai biang kekalahan dan tidak mau instropeksi diri.

Memang tidak mudah menerima kekalahan apalagi sudah berjuang sekuat tenaga, berdasarkan hasil polling dan analisis tim sukses menyatakan bahwa anda yakin akan menang. Tapi anda harus segera bangkit, lakukan evaluasi mungkin anda salah menggunakan strategi, salah mengkalkulasi dukungan, dan salah memahami masyarakat. Saya sungguh bisa merasakan minggu-minggu ini adalah malam kelabu dan terasa panjang serta sulit menutup mata bagi anda. 

Setelah bisa menata hati, emosi, kesedihan, kekecewaan, serta melakukan kajian dan dirasa tidak perlu melakukan gugatan, menurut penulis hal yang harus segera dilakukan adalah melakukan konferensi pers yang pada intinya anda mengakui kekalahan, berterima kasih dan meminta maaf kepada para pendukung serta mengucapkan selamat. Hal ini memberikan gambaran perjuangan tradisi demokrasi Indonesia yang sejuk dan bersahabat, memperlihatkan kematangan demokrasi yang kian dewasa penuh ketulusan dan keikhlasan. 

Bagi yang menang pilkada, penulis perlu ingatkan bahwa menjadi kepala daerah adalah alat bukan tujuan. Bila menjadi kepala daerah adalah tujuan, maka anda telah mencapai garis fhinis. Namun sebaliknya menjadi kepala daerah merupakan start awal dari kiprah anda lima tahun kedepan untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh warga masyarakat didaerah anda. 

Satu detik setelah anda dilantik menjadi kepala daerah roda pemerintahan berada di pundak anda, anda harus berhenti berbicara (kampanye/pencitraan) jalankan tugas dan tanggun jawab sebaik-baiknya, sekuat tenaga, jangan mengeluh apalagi ada kata tidak siap. Rakyat cukup cerdas dan akan mengawasi serta menagih janji-jani politik anda baik pada saat berkampanye turun ke daerah maupun pada saat debat publik.

Pilkada sudah selesai, andalah pemenangnya. Anda akan memasuki kehidupan baru dengan tanggung jawab baru. Ini adalah awal dari perjalanan panjang anda selama 5 tahun kedepan, kuatkan hati anda karena langit tidak selalu cerah dan ombak tidak selalu tenang. Sambil menunggu dilantik segera konsolidasikan tim anda rumuskan program kerja 100 hari pertama, setahun pertama sampai tahun kelima. Diawal awal masa kepemimpinan jangan pernah sedikitpun berfikir untuk kelanjutan kekuasaan atau pilkada berikutnya, hal tersebut hanya akan membuat anda tidak fokus dalam menjalankan tugas dengan baik, menjadi racun dan membuat anda gagal. Keberhasilan program pembangunan andalah yang nanti akan membuat anda terpilih kembali.

Stabilitas politik pemerintahan merupaan faktor penting keberhasilan pembangunan, untuk itu penulis menyarankan segera lakukan rekonsiliasi, pihak yang menang harus mengambil inisiatif untuk berkomunikasi dengan semua pihak yang pada saat pilkada kemarin sempat berlawanan. Dalam teori politik hal ini disebut strategi corto dan stretto yaitu mengembangkan semangat reformasi, rekonsiliasi dan kerjasama dengan semua lini (Imam Hidajat,2009). Datang dan temui rival anda seperti yang dilakukan pak Zumi Zola pada saat menemui pak Hasan Basri Agus setelah mendarat di Bandara Sultan Thaha, hal ini akan semakin menunjukkan kedewasaan anda berdemokrasi dan membuat sejuk suasana politik, serta masyarakat melihat bahwa yang menang dan kalah sama-sama berjiwa besar dan elegan. 

Tidak semua rakyat memilih anda dalam pilkada yang lalu, di derah pun meski tidak kasat mata tapi konstalasi politik terbelah cukup tajam, pun dengan para aparat pemerintahan yang dengan terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi tidak mendukung anda. Mungkin sebagian kalangan masih belum bisa menerima kehadiran anda sebagai kepala daerah terutama para pendukung militan pasangan yang kalah. Tapi anda harus tetap berlaku adil. Anda sebagai pemimpin daerah yang baru wajib mengayomi dan mensejahterakan seluruh rakyat, tanpa terkecuali termasuk kepada rakyat yang tidak memilih anda, itulah etika dan budaya politik yang harus terus dibangun.

Memilih adalah hak sehingga yang tidak memilih anda bukan melakukan suatu kejahatan, sehingga anda tidak perlu memusuhi apalagi membenci buta, karena inilah esensi dari berdemokrasi. Sebaliknya baik rakyat yang tidak memilih anda, maka sekarang harus bersedia untuk dipimpin oleh anda dan memberikan dukungan dan kritikan yang membangun. Penulis punya slogan, apabila kita tidak bisa menjadi pemimpin yang baik setidaknya kita menjadi anak buah/rakyat yang baik.

Setelah berhasil membangun rekonsiliasi segeralah fokus pada program 100 hari petama karena biasanya publik akan menilai anda di titik itu. Anda harus membangun trust/kepercayaan dengan semua awak kapal yang akan berlayar satu perahu dengan anda selama 5 tahun kedepan. Konsolidasikan jajaran anda, briefing semua SKPD, bupati/walikota, camat sampai kepala desa/lurah apa yang menjadi visi misi serta program-program prioritas yang  harus dijalankan lima tahun kedepan. 

Terakhir jangan alergi terhadapat kritik, karena kritik dari masyarakat adalah sesuatu yang wajar, justru anda harus menjadikannya sebagai obat dan alat kontrol bagi kinerja anda. Tetaplah fokus pada pekerjaan program-program anda, teruslah bekerja dan bersemangat. Selamat bertugas kepala daerah baru.

Oleh : Mochammad Farisi, LL.M.

(Penulis adalah Dosen di Fisipol Universitas Jambi)


Berita Terkait



add images