JAMBIUPDATE.CO - Akhir pekan lalu dunia terserang virus WannaCry. Virus tersebut menghantam ribuan pengguna Internet. Beruntung, serangan masif itu bisa dihentikan oleh seorang pemuda asal Inggris. Ya, serangan ransomware itu berhasil dibendung sementara oleh lelaki berusia 22 tahun asal Cornwall, Inggris.
Diwawancarai oleh The Guardian, lelaki itu tidak mau nyebutkan namanya. Dia hanya minta dikenal dengan nama Malware Tech. Itu adalah nama yang terposting di akun Twitternya. Tetapi di situs Daily Mail, Malware Tech lebih terbuka. Nama lengkapnya, Marcus Hutchins.
Diceritakan Hutchins, setelah serangan ransomware menghantam beberapa rumah sakit di Inggris pada Jumat (12/5), dia bekerja nonstop 48 jam di depan komputernya. Bersama teman-temannya, mereka berusaha menghentikan dan menemukan tombol pembunuh yang menghentikan serangan tersebut. Berkat usaha keras tersebut, serangan WannaCry bisa dihentikan.
MALWARE TECH: Marcus Hutchins (kiri) bersama temannya. (Marcus Hutchins via Daily Mail)
Hutchins seperti pemuda kebanyakan yang suka menghabiskan waktu di depan komputer. Dia bahkan tidak menempuh pendidikan universitas. Saya berencana kuliah. Tetapi saya dapat tawaran pekerjaan dan saya terima. Saya benar-benar otodidak dalam mempelajari segala sesuatu, katanya.
Dunianya adalah kamarnya yang berisi tiga layar komputer besar, kode-kode, dan musik Taylor Swift. Pekerjaan utamanya memang menghalau dan menyembuhkan serangan virus komputer. Saya mencari jalan untuk menemukan dan menghentikan virus dalam berbagai jenis. Untuk melakukan itu, saya membongkar domain-domain yang tidak teregistrasi. Tahun lalu, saya berhasil mendaftarkan ribuan domain tersebut, tulis Hutchins dalam blog-nya.
Pengetahuan itu lah yang membantunya menghentikan malware WannaCry. Tetapi, Hutchins menyebutkan kalau dia tidak sengaja menghentikan serangan WannaCry. Saya tidak sadar kalau dengan mendaftarkan domain yang saya temukan saya malah menghentikan malware itu. Jadi itu kebetulan, katanya. Jadi, mungkin saya akan menambahkan kalimat secara kebetulan menghentikan serangan cyber internasional dalam resume saya, sambungnya.
Walau sudah dihentikan, tetapi para ahli terus bekerja keras mencari tahu otak di balik cyber attack tersebut. Pasalnya, ancaman belum usai. Diduga ada dua jenis malware lain yang siap menyerang. Dan, dua malware itu lebih agresif dibandingkan WannaCry.
Serangan WannaCry sendiri menghantam lebih dari 200 ribu korban. Media nasional Tiongkok menulis kalau lebih dari 29 institusi di Tiongkok, termasuk universitas, stasiun kereta api, RS, dan pom bensin, terkena virus itu. Di Jepang, seperti dilaporkan NTV, 600 perusahaan terkena virus, termasuk Nissan dan Hitachi,
WannaCry muncul dari program dari National Security Agency (NSA) Amerika yang dicuri. Kemudian, salah satu tools dalam program itu dikembangkan menjadi WannaCry. Pihak yang mengklaim telah mencuri menamai dirinya The Shadow Brokers.
Virus yang kali pertama menyerang pada Jumat (12/5) itu masuk ke komputer melalui lampiran e-mail atau link website yang tidak jelas. Kemudian, menjalar ke seluruh komputer yang tersambung dengan sistem LAN (local area network). Setelah itu, mengenkripsi file sehingga terkunci tidak bisa dibuka. Sasaran mereka adalah komputer dengan sistem Microsoft Windows.(theguardian/daily mail/NBC/tia)
Sumber: www.jawapos.com