JAMBIUPDATE.CO, MADINAH - Kematian jamaah haji terbanyak terjadi di Pondokan, yakni sebanyak 212 orang dari total kematian 501 orang. Informasi tersebut berdasarkan rilis laporan harian Siskohatkes.
Usia terbanyak jemaah haji wafat yaitu usia ‰¥ 60 tahun (77, 24 persen). Sisanya kematian dengan usia di bawah umur 60 tahun.
Berdasar data di atas, maka strategi preventif dan promotif ( TPP) langsung menyasar ke pondokan jemaah haji, terutama kepada kloter yang memiliki jemaah risti besar di atas 70 persen.
Pesan utama kesehatan yang disampaikan pada jemaah gelombang kedua di Madinah, yakni menjaga kesehatan sebagai syarat utama jamaah haji bisa pulang ke Tanah Air. Beberapa kloter awal yang datang ke Madinah, hanya menunggu 2-3 hari lagi terbang ke Tanah Air.
Selain itu, TPP juga turut melakukan visitasi ke jemaah risti bersama dokter kloter ke setiap kamar hotel yang menjadi pondokan jemaah haji risti. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya pemantauan secara ketat jemaah risti oleh petugas kesehatan pada setiap kloter.
Menurut Tim Kesehatan Haji Indonesia ( TKHI), dr. Atika dari SOC 48 banyak jemaah risti yang masih menggunakan kesempatan aji mumpung. Mumpung sudah di Madinah, mereka tetap memaksakan diri, walau setelah itu, kesehatannya memburuk lagi.
Susah merubah pemahanan, bahwa ibadah arbain itu sunah, sedang menjaga kesehatan itu wajib. Mereka tetap banyak yang memaksakan diri, kata dr. Atikah.
Menyikapi kondisi di atas, Kasie Kesehatan dr. Edi Supriyatna, MKK memutuskan strategi integrasi penyuluhan kepada ketua kloter, karu, karom dan visitasi langsung oleh petugas kesehatan kloter kepada setiap risti ke kamar- kamar pondokan mereka.
Harapannya, integrasi ini dapat memberi dampak langsung kepada jemaah haji, dari kemungkinan terjadinya kondisi kesehatan yang memburuk menjelang pulang ke Tanah Air, kata dr. Edi. (mkh/*)