iklan illustrasi
illustrasi

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Teka-teki petarungan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kerinci, Merangin dan Kota Jambi sudah bisa ditebak. Bahkan sejumlah pasangan calon telah memastikan akan berpasangan untuk berebut simpati masyarakat pada 27 Juni 2018 mendatang.

Di Kota Jambi ada pasangan Fasha-Maulana yang sudah mendeklarasikan diri dihadapan ribuan pendukung. Pasangan ini didukung koalisi gemuk dengan 10 parpol pemilik kursi di DPRD Kota Jambi.

Partai itu yakni Golkar, Gerindra, Hanura, Demokrat, PBB, PKPI, PKS, PPP, PKB dan NasDem. Koalisi ini kemungkinan besar akan ditatang pasangan Abdullah Sani-Kemas Alfarizy Arsyad (Sani-Izi) yang didukung PDI Perjuangan dan PAN.

Hanya saja,  duet Sani-Izi masih menunggu dukungan resmi dari kedua partai yang saat masih digodok di DPP. Jika keduanya mendapatkan restu, sudah dipastikan head to head Fasha-Maulana dan Sani-Izi akan terwujud.

Berikutnya Merangin yang kemungkinan besar akan bertarung tiga pasangan calon. Meraka adalah duet Al Haris- Mashuri, Nalim-Khafied Moein dan Fauzi Ansori Sujarmain.

Pasangan Al Haris-Mashuri akan didukung koalisi Golkar, PPP, Hanura dan PPP. Koalisi ini sudah memenuhi syarat dan siap mendeklarasikan diri karena memiliki 13 kursi di DPRD Merangin. Nalim-Khafied Moein juga sudah memenuhi syarat dengan dukungan 12 kursi parlemen dengan didukung koalisi NasDem, PDIP, PAN dan PKB. Sedangkan  Fauzi Ansori-Sujarmin juga telah mendapatkan perahu  10 kursi dari koalisi Demokrat, Gerindra, PKS dan PKPI.

Berbeda dengan Kerinci yang sejauh ini baru 2 pasangan calon yang telah mendapatkan tiket. Pasangan itu yakni Adi Rozal-Ami Taher dan Monadi Edison yang merupakan  kolaborasi Kerinci Mudik dan Kerinci Tengah.

Adi Rozal-Ami Taher yang sudah memenuhi 6 kursi sebagai syarat minimal untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pasangan ini didukung PPP dan PAN dengan 7 kursi dan beberapa Parpol lain yang masih dalam tahap finalisasi.
Kemudian Monadi-Edison yang didukung 14 kursi parlemen. Dukungan itu dari koalisi Golkar, Demokrat, PDI Perjuangan dan NasDem.

Namun demikian, peluang tiga pasangan masih terbuka untuk Zainal Abidin dan Tafyani Kasim dari Kerinci Hilir. Dengan catatan 9 kursi dari Gerindra, PKB, PBB dan Hanura mampun mereka rebut untuk mengamankan satu tiket.

Pengamat politik Hadi Supropto Rusli mengatakan posisi Fasha memang cukup kuat setelah beberapa survey dan penelitian yang dilakukannya. Karena tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan Fasha masih tinggi. Posisi Fasha masih kuat, tingkat kepuasan juga masih tinggi sebagai yang kita survey. Makanya, partai banyak yang merapat, ujarnya.

Sejuah ini memang yang tersisa hanya PAN dan PDI Perjuangan. Namun PAN sendiri kemungkinan untuk merapat juga terbuka menyusul kehadiran Amin Rais di acara deklarasi. Kalau PDI Perjuangan, mereka memang menjaga kesolidan untuk memanaskan mesin politik menuju 2019, terlepas menang atau kalah, katanya.

Bagaiaman dengan kemungkinan dukungan komunitas Jawa yang dimiliki Abdullah Sani? Peneliti Indo Barometer ini menyebutkan bahwa konstelasi politik di Kota Jambi tidak sama dengan daerah lainnya. Kota Jambi sendiri pemilih Jawa belum tentu mengikuti corong pemimpinnya. Itu dilihat dari tingkat kepuasan dan keinginan masyarakat untuk kembali dipimpin Fasha dengan elektabilitasnya di atas 50 persen, katanya.
Sehingga temuan ini membuktikan pemilih Jawa dan non Jawa tidak berpengaruh besar di Kota Jambi. Kemungkinan besar pemilih lebih melihat siapa figur yang dipilih nantinya.

Jadi Jawa atau non jawa saya pikir tidak berpengaruh, pemilih lebih melihat figure, jelasnya.

Namun berbeda dengan Merangin, pemilih jawa memang memiliki pengaruh. Sehingga tidak salah bila tiga pasangan calon yang mucul memastikan diri menggandeng wakil atau pasangan  dari komunitas jawa. Tinggal bagaimana mereka bisa mengkalkulasikan peluang dan memamfaatkan itu. Misalnya apakah pemilih Jawa itu lebih kuat pada Mashuri atau Khafied Moein, ungkapnya.

Jika komunitas Jawa cenderung memilih Khafied, tentunya petahana bisa terancam, juga sebaliknya. Apalagi, dengan tiga pasangan calon membuar perjuangan petahana akan lebih berat. "Yang perlu dicatat adalah, tiga pasangan calon ini membuat posisi petahana cukup berat. Tinggal sejauh mana pengaruh Mashuri di kalangan Jawa, jika itu bagus tentunya peluang masih lebar, bebernya.

Bagaimana dengan figure calon Bupati? Mantan Ketua Umum Badko HMI Jambi ini mengatakan, untuk Fauzi Ansori pihaknya belum melihat elektabilitas yang menjanjikan. Kemungkinan pada saat survey Fauzi Ansori belum menyatakan dirinya maju di Pilkada Merangin. Jadi wajar kalau tingkat pengenalannya masih rendah, tapi kita tidak tau kalau sekarang seperti apa. Politik itukan dinamis, jadi kita tidak bisa analisa, kecuali kalau dulu saat turun tingkat pengenalannya tinggi, katanya.

Terlepas dari itu, yang paling menarik adalah posisi incumbent yang sangat riskan. Apalagi Al Haris sudah hampir dipastikan tidak berpasangan dengan Khafied Moein. Kecuali kalau pangan Al Haris masih berpasangan dengan Khafied. Kemungkinan memang itu ada, katanya.

Zedangkan Kerinci juga tidak kalah menarik. Jika hanya ada dua pasangan calon yang muncul maka pertarungan sudah dipastikan terpusat di Kerinci Hilir. Tinggal menunggu kalau ada dari Kerinci Hilir, kuncinya ada disana. Kalau tidak ada pertarungan jelas terpusat disana, ungkapnya.

Jika tidak ada perwakilan dari Hilir, posisi petahana juga sangat riskan. Monadi cukup kuat, karena tingkat kepuasan terhadap Adirozal selaku petahana sangat rendah. Kalau tidak ada, Monadi cukup kuat. Karena tingkat kepuasan terhadap petahana masih rendah saat kita turun, sekali lagi ukurannya bisa dilihat dari tingkat kepuasan, sebutnya.

Menurutnya, bila pertempuran di wilayah Hilir Monadi sendiri cukup merata dan lebih nominal. Namun kalau muncul dari Kerinci Hilir, dua wakil dari Mudik juga perlu berhati-hati karena bisa saja lebih solid dari yang diduga. Kalau posisi dua pasangan ini bertahan,  saya katakan Monadi yang kemungkinan akan menang. Tapi kita tunggu karena masih ada beberapa parpol yang belum menentukan pilih, ucapnnya.

Pengamat politik Doni Yusra juga memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda. Ia menilai, perjalanan politik di Kota Jambi sangat menarik karena selalu ada kejutan disetiap momentum hingga perndaftaran calon 8 Januari mendatang.

Pegeseran politik di Kota Jambi memang selalu menarik. Seperti yang saya prediksi, selalu ada kejutan. Karena Kota Jambi itu menjadi ukuran politik Jambi secara utuh, katanya.

Namun jika haed to head antara Sy Fasha-Maulana dan Sani-Izi terjadi kedunya sama-sama memiliki keunggulan dan peluang. Pertama masing-masing kandidat memiliki mesin partai yang kuat.  PAN dan PDI Perjuangan mesin partainya cukup kuat. Sama halnya dengan Fasha-Maualan yang memiliki banyak dukungan, sebutnya.

Perlu diingat kekuatan Parpol tidak bisa menjadi ukuran. Karena Jambi secara utuh masih memiliki pemilih figure buka parpol.  Paprol itu tidak bisa menjadi ukuran, pemilih itu menentukan pilihannya berdasarkan figure, ucpanya.

Harusnya, sebut Doni, Parpol harus bisa menempatkan dan memposisikan diri untuk membentuk figure tersebut. pemilih itu tidak melihat  calon dari partai apa. Harusnya partai yang bekerja membentuk figure tersebut, katanya.

Tidak bisa pungkiri Fasha secara pribadi unggul pada pembangunan dengan berubahnya wajah Kota Jambi. Meskipun nama Sani juga terlibat, tapi hanya sampai pada kalangan menegah keatas.  Kalau kalangan menegah ke bawah keberadaan Fasha lebih melekat dalam hal pembangunan, sebutnya.

Tapi Sani-Izi juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena sebagai ulama Sani juga mempunyai pengaruh dari kalangan menengah ke bawah. Tentu ini harus bisa dimaksimalkan agar bisa menyakinkan pemilih, sebutnya.

Untuk Merangin, ketiga pasangan calon sama-sama memiliki peluang dengan segmen masing-masing. Al Haris diuntungkan karena sebagai petahana dan Nalim juga diuntungkan karena pernah memimpin Merangin. Semuanya memiliki kelebihan dari segmen masing-masing, Al Haris petahana dan Nalim juga begitu.

Setidaknya masih ada masih ada gelombang yang merindukan kepemimpinannya. Ditambah lagi merapatnya Khafied Moein, ungkapnya.
Kemudian Fauzi Ansori mempuyai pengalaman birokrasi yang matang. Tentunya dikalangan tertntu, pengalaman itu menjadi pertimbangan pemilh. Kalau berbicara wakil ketiganya sama-sama dari jawa, tinggal bagaimana memamfaatkan itu untuk menyakinkan pemilih, jelasnya.

Bagaimana dengan Kerinci? Dosen Universitas Jambi (Unja) ini menyebutkan secara politik Pilkada tahun ini merupakan pertempuran antara hilir dan mudik. Hanya saja, dalam perjalannya kisruh politik di hilir tidak terbendung dengan sesama. Sehingga calon dari hilir tidak mendapatkan perhatian. Lain halnya kalau mereka mampu menyatukan, tentu menjadi kekuatan dan bisa mencuri perhatian Parpol, katanya.

Sehingga Kerinci Hilir bersatu yang digadang-gandang tidak menemukan benang merah. Jika demikian hanya ada dua kemungkinan, mengusung satu calon atau hanya menjadi peserta saja. Kalau tidak ada calon dari hilir, tentu pemilih juga tidak akan absen. Karena baik Adirozal maupun Monadi sama-sama punya pengaruh di Hilir, jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan, Edi Purwanto dikonfrimasi juga sudah mengusulkan nama Sani-Izi ke pusat. Kerana DPP beberapa waktu lalu telah memerintahkan untuk segera mencari pendamping. Sudah final, kita sudah usulkan Sani-Izi ke pusat. Sekarang tinggal menunggu dukungan tertulis dalam 2 minggu ini, katanya.

Terkait rival politik yang mendorong koalisi besar, mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi ini tidak mempermasalahkan semua itu. Karena kedaulatan pemilih untuk ada di tangan rakyat dan bukan pada elit politik.  Tidak masalah, penentuannya kemenangan itu kembali kepada pemilih. Misalnya suara saya, sama dengan suara yang lain, jadi bukan pada elit politik. One man one vote katanya.

Untuk itu, kata Edi, tidak ada jaminannya koalisi besar akan memenangkan kontestasi. Menurutnya, banyak pengalaman yang membuktikan kemenangan itu memihak kepada siapapun yang ingin berjuang. Sekali lagi tidak ada jaminan. Kita ingat misalnya di Muaro Jambi, cuma ada PAN dan PKB, buktinya bisa menang. Begitu juga dengan pak Jokowi ketika maju di Pilgub DKI Jakarata, koalisinya juga kecil, tapi menang. Jadi kalau melihat sejarah tidak menjamin, jelasnya.

Edi menyebutkan, dalam kontestasi demokrasi jauh lebih penting itu bagaimana bisa merebut hati rakyat. Sejauh ini pihaknya yakin Abdullah Sani bisa melakukan itu karena merupakan refresentasi ulama, figurnya bersih dan memiliki kemampuan akademis yang baik.  Pak Sani itu juga dari bawah asalnya. Tentu ini akan pas perpaduannya dengan Alfarizy yang memiliki darah orang Jambi. Ia juga seorang berpengalaman dan pernah di HIPMI yang mengerti betul arah pembangunan Kota Jambi, sebutnya.

Bagaimana Koalisi Kerinci dan Merangin? Ketua Percasi Jambi ini pihaknya juga sudah merampungkan dukungan. Ada Monadi-Edison di Keinci dan Nalim-Khafeid di merangin.  Usulannya seperti itu, sekarang tinggal menunggu legal formal dari DPP partai, katanya.

Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi, Khusaini saat dihubungi belum mau berkomentar soal nama yang diusulkan ke DPP untuk Kerinci dan Merangin. Karena semua keputusan yang diambil di Pilkada mejadi tanggung jawab penuh pihak DPP. Iya sudah diusulkan ke DPP. Tapi saya belum bisa sebutkan. Karena keputusan berada di DPP, ucapnya.

Khusaini mengatakan, jika ini pihaknya hanya menunggu keputusan dari DPP. Menurutnya, dukungan itu tidak lama lagi akan dikeluarkan DPP. Kalau di Kota Jambi yang diusulkan Sani-Alfarizi, sebutnya.

Ketua DPW PPP Provinsi Jambi Evi Suherman mengatakan partainya juga telah mengeluarkan rekomendasi untuk Al Haris-Mashuri di Merangin dan Adirozal- Ami Taher kerinci.  "Rekomendasi sudah kita serahkan langsung oleh ketua umum bapak romahurmuzy, termasuk untuk Kota Jambi, ucapnya.

Evi menyebutkan, jika Mashuri merupakan kader internal partai, begitu juga Ami Taher di Kerinci.  Tentunya keluarga besar PPP akan all out memenangkan pasangan ini. "Bapak Mashuri dan Ami Taher adalah takdir kita, katanya.

Ketua DPD Demokrat Provinsi Jambi, Burhanudin Mahir mengatakan jika partainya sudah mengeluarkan surat dukungan untuk Pilkada Merangin, Kerinci dan Kota Jambi. Partainya siap berjuang untuk memenangkan pasangan calon yang direstui Ketua Umum DPP Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun dari tiga Pilkada ini pasangan Fauzi Ansori dan Sujarmin merupakan kader internal partai. Pasnagan ini tentunya menjadi pusat perhatian partai.  "Merangin kita mendukung Fauzi Ansori-Sujarmin. Surat dukungan akan kita serahkan, tinggal dijadwalkan lagi," sebutnya.

Burhanudin Mahir menyebutkan, penentuan pasangan fauzi Ansori dan Sujarmin awalnya diserahkan kepada koalisi partai. Setelah diadakan pertemuan, maka yang muncul dan diusulkan adalah Sujarmin. "Jadi proses penentuan wakil kemarin kita serahkan kepada koalisi. Setelah melalui musyawarah, maka yang didapat itu (Sujarmin, red)," katanya.

Dipilihnya Sujarmin, juga berdasarkan pertimbangan. Selain tokoh dari komunitas Jawa, Sujarmin juga berasal dari Kecamatan pemenang yang merupakan salah satu mata pilih terbesar. "Dia dari komunitas Jawa dan Pemenang. Daerah Pemenang ini kan kita tahu ada sekitar 72 ribu mata pilih dan kita harap dia bisa memberikan suara yang signifikan," katanya.

Mantan bupati Muaro Jambi dua periode ini juga mengaku jika Sujarmin merupakan seorang pengusaha. Tentunya Sujarmin sangat cocok mendampingi Fauzi Ansori yang memiliki pengalaman di bidang pemerintahan. "Pasangan ini saya pikir sudah cocok dan bisa membangun Merangin untuk 5 tahun kedepan," sebutnya.

Dilain pihak, pasangan Sy Fasha-Maulana terus memperkuat barisan kembali memimpin Kota Jambi. Selain memastikan dukungan partai, pasangan ini juga telah mendeklasikan diri.

Namun soal langkah kedepan, Direktur Utama pemenangan Fasha-Maulana tidak mau berkometar jauh sebelum pendaftaran calon dilakukan. Namun pihaknya mengaku siap dengan semua kemungkinan untuk merebut hati masyarakat dan menjadikan Kota Jambi lebih maju.  Saat ini kita fokus pada persiapan deklasi. Tapi yang pasti siap, sebutnya.

Demikian pula Mashuri mangatakan dirnya telah menerima dukungan dari PPP. Dukungan ini telah melalui proses dari pendaftaran di DPC hingga uji kelayakan dan kepatutan di DPW. Ya, dukungan PPP sudah kita kantongi. Ini sudah kita lalui dengan proses dari awal hingga akhir, ujarnya.

Dalam dukungan ini, kata Mashuri, dirinya direkomendasikan berpasangan dengan Al Haris yang memang sudah siap maju di Merangin. Dukungannya berpasangan. Insya Allah ini sudah final, kita berpasangan dengan bapak Al Haris, sebutnya.

Selain PPP, lanjut Mashuri, ada Golkar, PBB dan Hanura yang juga akan bersama memberikan dukungan. Dalam waktu dekat rekomendasi dari partai ini akan diturunkan. Mohon doa nya, semoga dukungan keluar dalam bulan ini, sebutnya.

Mengenai persiapan pemenangan, Mashuri tampaknya belum mau berbicara jauh. Karena saat ini dirinya lebih memilih untuk memastikan dukungan Parpol agar untuk mendapatkan perahu. Belum ka arah sana, nanti jika semua dukungan selesai baru kita bicarakan langkah selanjutnya, bebernya.

Fauzi Ansori dimintai tanggapannya mengatakan jika perjalan politik selalu bergerak dinamis. Sejuah ini baru ada tiga pasangan calon yang berkemungkinan bertarung. Politik itu dinamis. Sekarang memang baru tiga calon, tidak menutup kemungkinan ada empat, karena pendaftaran belum dilakukan, katanya.

Namun untuk dirinya sendiri saat ini sudah memastikan satu tiket. Dukungan itu dari Demokrat, PKPI, NasDem dan Gerindra. Insya Allah, kalau saya sudah cukup kursi. Terutama dengan adanya dukungan Demokrat yang memang all out, sebutnya.

Untuk Wakil, kata Fauzi Ansori, DPP Demokrat sejak awal meminta untuk diusulkan pasangan. Sehingga dirinya memilih Sujarmin  dan mengkomunikasi itu dengan semua partai koalisi. Jadi kita bergerak cepat untuk mengkomunikasikan itu dengan koalisi. Alhamduilillah mendapatkan respon baik dan semua sepakat, sebutnya.

Mengenai wakil yang juga merupakan perwakilan Jawa, Mantan Kepala Bappeda Provinsi Jambi ini mengatakan jika semua itu hanya kebetulan. Namun bukan berarti dirinya tidak memperhatikan wilayah Merangin secara utuh. Makanya nanti kita akan bentuk tim agar semua bisa terkaper dengan baik. Jadi saya sangat optimis bisa masuk bisa ke daerah lain, ucapnya.

Ami Taher dibincangi harian ini beberapa waktu lalu membenarkan jika dirinya akan bersanding dengan Mantan Wakil Walikota Padang Panjang tersebut. Insya allah, saya bersama pak Adi Rozal berpasangan, sudah final, ujarnya.

Disamping dukungan PPP, kata Ami Taher, ada PAN yang juga akan memberikan dukungan. Sejuah ini dukungan itu masih dalam proses dan akan segera rampung dalam waktu dekat ini. "Baru ada dua partai, PPP dan PAN. Tapi Insya Allah ada yang lain juga, sebutnya.

Menurut Ami Taher, dari dua partai ini sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk maju di Pilkada Kerinci. PPP sendiri memiliki tiga kursi dan PAN empat kursi. Jadi ada lima tujuh kursi, itu sudah cukup dan berlebih dari syarat minimal dukungan, sebutnya.

Jika semua rekomendasi sudah ditangan, pihaknya akan segera bergerak mematangkan kekuatan tim pemenangan. Kalau rekomendasinya sudah, maka kita akan perkuat tim, katanya.

Mengenai kemungkinan pertarung di Pilkada, mantan anggota DPR RI ini mengaku masih melihat perkembangan politik. Jika nanti ada tiga pasangan calon, tentu ada hitung-hitungan untuk langkah pemenangan. "Nanti kita amati dulu, apakah dua atau tiga pasangan calon. Kalau dua tentu berbeda strateginya, begitu juga kalau tiga, sebutnya.

Tafyani Kasim di konfirmasi mengaku tetap optimis bisa mendapatkan dukungan Parpol. Sejauh ini dirinya masih melakukan komunikasi untuk agar mendaptkan kesempatan maju di Pilkada tahun depan. Kita tetap optimis, tidak ada masalah. Kalau kita lihat, dukungan yang ada itukan belum dikeluarkan tertulis, baru informasi awal, ujarnya, Jumat (8/12) kemarin.

Tafyani tidak ingin berspekulasi menyingkapi dinamika politik yang berkembang akhir-akhir ini. Termasuk dukungan partai yang akan mengusungnya. Kita lihat saja, yang jelas saya mendaftar hampir disemua parpol, katanya.

Tafyani juga tidak mau bekomentar terkait pendamping yang akan digandengnya. Begitu juga terkiat rival politik yang sudah mengantingi dukungan parpol dan pasangan. Kita tunggu Parpol dulu, nanti akan ada pandangan dari koalisi soal pasangan sebutnya.

Dilain pihak, Zainal Abidin belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangannya terkait kepastian Paprol. Hanya saja sebelumnya Wakil Bupati Kerinci ini sempat mengklaim sudah mendapat restu partai.

Peluang itu memang cukup terbuka, salah satunya dukungan Gerindra dan PKB yang memang dikenal memiliki hubungan dekat. Apalagi, Yanti Maria yang merupakan istri Zainal Abidin merupakan kader dan pengrus DPD Gerindra Provinsi Jambi.

Koordinator Tim 7 Kerinci Hilir Bersatu, Jafni Nawawi tetap optimis kandidat dari Kerinci Hilir bisa mendapatkan perahu. Bahkan kolaborasi Mudik-Tengah dinilainya menguntungkan Kerinci Hilir. Kita yakin mereka bisa mendapatkan dukungan karena memang tugas kita tidak untuk memastikan Paprol. Tapi wacana yang muncul saat ini sepertinya menguntungkan Kerinci Hilir, sebutnya.

Menurut Jafni, jika muncul satu calon dari Kerinci Hilir, maka pertarungan terpusat di tengah. Sedangkan hilir sudah jelas satu suara dan bulat mengusung kandidat. Kalau ada yang muncul dari Hilir, tentu ini adalah tugas kita untuk menyakinkan masyarakat jika hilir bisa," katanya.

Bagaimana jika tidak ada calon yang maju dari Hilir? Jafni menyebutkan, semua itu tentu kembali kepada masyatakat. Harapannya masyatakat bisa melihat kandidat mana yang bisa memperjuangkan kepentingan Kerinci Hilir.

"Kalau sudah begitu kembali kepada masyarakat lagi. karena itu adalah hak mereka, pungkasnya. (aiz)


Berita Terkait



add images