iklan Dr.Revis Asra, S.Si . M.Si
Dr.Revis Asra, S.Si . M.Si

Oleh : Dr.Revis Asra, S.Si . M.Si

JERNANG merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang termasuk primadona di Provinsi Jambi dan sekitarnya, terutama di Pulau Sumatra. Jernang termasuk kelompok rotan yang masuk dalam Genus Daemonorops. Berbeda dengan rotan pada umumnya, dimana yang bernilai ekonomi adalah batangnya, namun pada jernang yang dimanfaatkan adalah resin merah/getah/lulun yang terdapat pada permukaan buahnya.

Jernang merupakan salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat pedesaan dan suku-suku tradisional di Jambi seperti Orang Rimba dan Suku Talang Mamak di Semerantihan (Tebo). Saat ini produksi getah jernang di hutan alam Jambi menurun drastis, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan dan kurangnya budidaya terhadap tumbuhan ini.

Oleh karena itu budidaya jernang harus segera dilakukan, mengingat nilai ekonomi yang cukup tinggi dari getahnya. Budidaya jernang dapat dilakukan secara vegetative (aseksual) dan generative (seksual). Melalui vegetativ dengan metode pemisahan anakan dari pohon induk betina, sementara secara generativ melalui biji. Kedua metode ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode pemisahan anakan adalah jenis kelamin anakan sudah dapat dipastikan, karena jernang memiliki karakter dioecious (berumah dua) dimana individu jantan dan betina terdapat pada pohon yang terpisah. Sementara kekurangan metode ini adalah terbatasnya anakan yang dapat dijadikan sebagai sumber bibit. Disamping itu kemampuan tumbuh anakan juga rendah.

Sedangkan metode budidaya melalui biji keuntungannya bisa diperoleh anakan dalam jumlah yang banyak, karena dalam satu tangkai, bisa dihasilkan lebih dari 100 buah. Salah satu kekurangan bibit yang diperolah dari biji adalah jenis kelamin bibit tidak diketahui namun anakan yang dihasilkan dapat dalam jumlah yang banyak. Namun kendala utama yang dihadapi saat ini adalah susahnya mendapatkan biji tua sebagai sumber bibit. Hal ini disebabkan oleh pola pemanenan buah jernang pada umumnya pada saat buah masih setengah tua, karena getah jernang dapat diperoleh dalam jumlah banyak. Sayangnya buah yang setengah tua ini bijinya tidak dapat ditanam karena belum matang.

Sementara informasi dari pencari jernang di beberapa lokasi di Provinsi Jambi, bahwa hampir tidak pernah mereka menemukan buah jernang tua yang dapat dijadikan sebagai sumber bibit. Bahkan ketika buah baru muncul (sebesar kacang hijau) sudah mereka panen, karena takut diambil orang. Hal ini menyebabkan biji tua semakin susah untuk ditemukan.

Budidaya jernang di Mandiangin sudah dilakukan sejak tahun 1997, namun karena harga jual yang tinggi, menyebabkan buah jernang sering dicuri orang. Akibatnya pemilik jernangpun hampir tidak pernah mendapatkan buah tua sebagai sumber bibit jernang.

Solusi utama yang harus segera dilakukan dalam upaya penyediaan bibit jernang melalui biji adalah dengan perlindungan pohon induk jernang. Tujuan utama perlindungan pohon induk ini supaya buah bisa dipanen ketika sudah tua sehingga biji dari buah dapat dimanfaatkan sebagai sumber bibit. Perlindungan pohon induk dapat dilakukan dikawasan konservasi seperti Taman Nasional, kawasan Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI) dan pohon induk yang ditanam masyarakat
Universitas Jambi melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat Skim Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) dari Kementerian Riset, Tekonologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah melakukan perlindungan pohon induk jernang di daerah Mandiangin Kabupaten Sarolangun. Integrasi jernang di kebun karet telah dilakukan di Mandiangin. Untuk mencegah hilangnya buah jernang dan untuk mendapatkan buah tua maka telah dilakukan perlindungan pohon induk di daerah ini. Diharapkan dengan adanya perlindungan induk ini akan diperoleh buah jernang tua sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai sumber bibit dan Mandiangin sebagai sentra bibit jernang di Provinsi Jambi.(*)

(Penulis adalah Ketua Pengabdian pada Masyarakat Skim PPPUD Kemenristekdikti dan Sekretaris Program Doktor (S3) Pendidikan MIPA Universitas Jambi)


Berita Terkait



add images