iklan

JAMBIUPDATE.CO, SURABAYA - Kisah kekejaman Asih, ibu tiri anak bernama MR di Surabaya, akhirnya sedikit demi sedikit terkuak.

Siswi kelas IV SDN itu sudah berani membeberkan perlakuan yang pernah diterima selama dua tahun.

Di sisi lain, Yanto, bapak kandung MR, mengatakan tidak mengetahui perbuatan istri keduanya karena merantau.

Saat ditelepon, Asih selalu mengabarkan bahwa semua baik-baik saja.

Atik Wulandari, anggota Komunitas Perlindungan Anak Wonokusumo, mengatakan bahwa kekerasan yang dilakukan Asih berlangsung sejak lama.

Peristiwa tersebut diketahui berkat laporan warga dan guru sekolah MR. "Bahkan, sejak MR kelas III ada laporan," katanya.

Ketika itu MR tidak masuk sekolah. Saat ditengok, terdapat lebam di bagian mata korban.

Namun, saat ditanya gurunya, MR tidak mengaku. "Waktu itu MR menjawab bekas luka habis jatuh dari sepeda," jelas Atik.

Bukan hanya itu, menurut laporan yang didapat Atik dari pihak sekolah, MR juga sering terlambat datang ke sekolah. Bahkan sering tidak masuk sekolah.

Suatu hari salah seorang guru mendatangi MR ke rumahnya. "Kata gurunya, saat itu baju MR basah," tambah Atik.

Belakangan MR mulai berani bercerita perihal kekerasan yang dilakukan ibu tirinya itu.

MR mengungkapkan bahwa dirinya menerima perlakuan tersebut sejak lama. Dia masih ingat ketika bajunya basah dan didatangi gurunya.

Menurut MR, bajunya basah karena disiram air oleh Asih. "Tak kandakno ayah ngko," ucap MR mengulangi ucapannya saat menerima perlakukan Asih.

"Ora wedi," tambah MR menirukan jawaban Asih waktu itu.

Bekas luka di matanya juga diceritakan MR. Saat itu MR mengalami luka di mata kanan akibat pukulan. "Dipukul sikat baju," ucap MR kepada ayahnya.

Gunawan, seorang warga yang mendampingi MR saat lapor ke polisi, mengatakan hal serupa. Menurut dia, kekerasan yang dilakukan Asih berlangsung sejak dua tahun lalu.

"Puncaknya saat MR mengalami luka lebam di matanya. "Harusnya Sampean jangan lalai menjaga anak," ucap Gunawan kepada Yanto di rumahnya kemarin (5/9).

"Setiap saya ada di rumah, baik-baik saja,"  ucap Yanto. Kepada Jawa Pos, Yanto mengaku tidak mengetahui kekerasan yang dilakukan Asih.

Yanto juga mengelak terlibat dalam kekerasan tersebut. Setiap kali Yanto di luar pulau untuk bekerja, dia hanya berkomunikasi dengan Asih.

Kabar tiga anaknya, termasuk MR, juga didapat dari Asih. "Saya ke Kalimantan setelah Lebaran kemarin," tambah Yanto.

Kekerasan terhadap MR di luar dugaan. Selama ini Yanto menganggap keluarganya baik-baik saja.

"Saya pulang, istri ke mana, anak ke mana, bubar semua," ungkap Yanto. Dia berharap anaknya, MR, mau kembali serumah bersamanya.

Namun, pihak keluarga, sekolah, dan KPAW masih khawatir. Terlebih jika Asih bebas dari penjara dan kembali serumah dengan mereka.

"Saya akan mengembalikan istri saya ke rumah orang tuanya," papar Yanto.

Sebagaimana diberitakan, warga melaporkan Asih ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak karena menganiaya anak tirinya.

Polisi kemudian menetapkannya sebagai tersangka. Dia pun ditahan.

(yon/c15/eko/jpnn)


Sumber: jpnn.com

Berita Terkait



add images