iklan Makam Keramat Tinggi dan Kemuning.
Makam Keramat Tinggi dan Kemuning.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Keramat Tinggi merupakan pemuka agama keturunan Negeri Arab yang menyebarkan Agama Islam di Batanghari. Istrinya Kemuning. Karena ketokohannya, Pemda Batanghari menamakan Pasar Tradisional Kelurahan Pasar Baru dengan nama Pasar Keramat Tinggi.

REZA FAHLEVI Muara Bulian

AROMA wangi akan menyambut para peziarah ketika ingin nyekar ke makam Keramat Tinggi dan Kemuning di RT, 01, RW 01, Rangkayo Hitam, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Muara Bulian. 1 jam dari Kota Jambi. Lokasi makam keramat ini selalu bersih. Keramat Tinggi merupakan pemuka agama yang sangat historis. Penyebar agama islam di Batanghari bersama istrinya Kemuning.

Tak banyak orang yang mengetahui sejarah Keramat Tinggi dan Kemuning. Hidup ratusan tahun silam. Kapan mereka masuk Batanghari dan meninggal tidak tahu sejarah aslinya. Masyarakat hanya tahu tentang kekeramatan makam itu. Banyak warga yang berziarah ke makam keramat itu. Baik itu warga Batanghari maupun wagra Kabupaten lain.

Fadhlan Helmi, tokoh pemuda di Kabupaten Batanghari menceritakan, dari beberapa tokoh agama dan masyarakat yang ditemuinya, hanya tahu jika Keramat Tinggi dan Kemuning merupakan pasangan suami istri. Keramat Tinggi berasal dari Negeri Arab, Kemuning, keturunan Rangkayo Hitam.

Beberapa tokoh juga menyebut bahwa makam itu menyimpan karomah. Di lokasi makam banyak peziarah menemukan benda purbakala. Temuannya beragam, ada berupa piring yang bertulisan arab serta ada juga penemuan berupa koin arab.

Banyak memang warga yang berziarah di makam itu menemukan barang barang antik, benda benda-benda itu seperti berasal dari arab, kata Fadhlan.

Peziarah yang hendak mengunjungi makam Keramat Tinggi disarankan agar memiliki niat yang tulus. Jika keinginan orang ke makam baik, maka, permohonannya akan dikabulkan. Sebaliknya, jika peziarah berniat buruk, seperti meminta nomor, maka, banyak hal-hal aneh yang akan ditemukan di lokasi.
Informasi yang diperoleh dari berbagai tokoh, Keramat Tinggi dan Kemuning memiliki badan yang cukup besar. Tinggi keduanya sekitar dua meter lebih. Anaknya bernama Jama. Dia sering memakai jubah warna hitam lengkap dengan sorban di kepala.

Tidak ada yang tahu persis cerita orang-orang sakti itu. Kami tahu kekeramatan makamnya saja, celetuk Kemas, tokoh masyarakat Muara Bulian.
Menurut cerita warga sekitar, di daerah sekitar makam masih sering terdapat jejak harimau dengan ukuran sebesar jejak kaki kuda. Kemunculan kaki harimau itu terkadang membuat warga ketakutan sendiri.

Keramat Tinggi konon memiliki pengaruh besar di Muara Bulian. Pemda Batanghari bahkan telah memberikan penghargaan kepada Keramat Tinggi dengan menamakan Pasar Tradisional Kelurahan Pasar Baru dengan nama Pasar Keramat Tinggi.

Informasi lain yang diteima Harian Pagi Jambi Ekspres, masyarakat dusun Muaro Lamo, yang terletak di seberang tempat Pemakaman Umum tersebut menemukan mayat yang mengapung di derasnya aliran Sungai Batanghari.

Anehnya mayat yang tidak diketahui identitas dan asal usulnya itu tidak mau hanyut sampai melewati pemakaman, padahal aliran Sungai Batanghari deras.
Menurut ceritanya, mayat yang mengapung di aliran sungai Batanghari tu tidak mau hanyut jauh, cuma mutar-mutar di lokasi tempat pemakaman, tambah Fadhlan.

Melihat ada hal aneh itu, masyarakat Dusun Muaro Lamo (Sekarang Muara Bulian) beramai-ramai mengangkat mayat itu dari sungai karena sudah mengapung. Setelah diangkat, jenazah diurus selayaknya dengan cara Islam karena segera hendak dikuburkan.

Pada saat mau menggali liang lahat, masyarakat terlebih dahulu mengukur tinggi jenazah, sungguh mengejutkan tinggi sesosok jenazah itu jauh berbeda dengan tinggi manusia yang kebanyakan.

Menurut kisah, ukuran tinggi jenazah tersebut adalah sembilan depa, kata Fadhlan. Dirinya juga mengatakan bahwa jenazah tersebut tidak tahu asal usulnya dari mana, yang jelas jenazah tersebut hanyut dari huluan sungai batanghari hingga sampai ke tempat tersebut dan ditemukan oleh masyarakat setempat. (*)


Berita Terkait



add images