iklan Ilustrasi pesawat Lion Air JT610 di Tanjung Pakis, Karawang (KOKOH PRABA WARDANI)
Ilustrasi pesawat Lion Air JT610 di Tanjung Pakis, Karawang (KOKOH PRABA WARDANI)

JAMBIUPDATE.CO, - Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 dan nomor registrasi PK-LQP mengalami insiden jatuh di Perairan Tanjung Pakis Karawang, Jawa Barat. Hingga saat ini, kejadiaan nahas itu masih dalam penyelidikan. Jika menelusuri lebih jauh, beberapa penerbangan Lion Air kerap mengalami keterlambatan.

Dilansir dari flightradar24, penerbangan sejak 26 Oktober 2018 selama tiga hari berturut-turut selalu terlambat. Padahal, seminggu sebelumnya, proses lepas landas selalu sesuai jadwal meskipun terlambat tak kurang dari 45 menit. Keterlambatan dimulai dari rute Denpasar-Manado pada Jumat, 26 Oktober. Pesawat yang seharusnya terbang pukul 09.55 malah terlambat nyaris 4 jam dan baru terbang menuju Manado pukul 13.35.

Setelah tiba di Manado pukul 15.31, pesawat langsung ke Tianjin, Tiongkok, dan tiba pukul 11 malam. Satu jam kemudian, pesawat kembali ke Manado dan tiba pukul 07.00 di Bandara Sam Ratulangi pada 27 Oktober.Kedatangan itu terlambat lebih dari satu jam karena mestinya tepat jam tujuh pagi pesawat harus sudah lepas landas dari Manado menuju Denpasar dengan nomor penerbangan JT 775.

Setelah tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, pesawat direncanakan kembali ke Manado dan lepas landas pukul 09.55. Tetapi, karena baru tiba pukul 10.11, otomatis delay selama 4 jam 44 menit. Pesawat baru meluncur ke Manado pukul 14.34 siang.

Selanjutnya, Minggu, 28 Oktober, armada PK-LQP yang menginap di Manado kebagian penerbangan pagi ke Denpasar. Lagi-lagi molor yang seharusnya berangkat pukul 06.40 malah terlambat 1 jam 13 menit.

Setelah tiba di Denpasar terjadi kejanggalan sebab pesawat mendarat cukup lama. Tiba pukul 10.00, armada PK-LQP ini baru dijadwalkan terbang pukul 19.30. Kejadian ini menyimpang dari pola biasanya.

Direktur Utama Lion Air Edward Sirait membenarkan, pesawat telah bermasalah sejak berada di Manado. Sehingga menyebabkan keterlambatan menuju Denpasar akibat dari masalah teknis.

Itu ada masalah sejak Manado. Baru Denpasar delay technical, ujarnya kepada JawaPos.com, seperti diberitakan Jumat (2/11).

Edward menjelaskan, masalah teknis yang terjadi lantaran ban pesawat pecah pada saat mendarat. Namun, setelah ban pesawat diperbaiki dapat kembali terbang.

Pesawat itu landing bannya pecah. Harus dilakukan pekerjaan unschedule. Diperbaiki, boleh nggak terbang? Harus terbang, dong. Setelah ban diganti harus terbang. Sama dengan ini rusak diperbaiki terbang. Diperbaiki sesuai manual perbaikan, tuturnya.

Namun, saat ditanya mengenai alasan keterlambatan sebelumnya, Edward tidak mengetahui masalah teknis apa yang terjadi.

Delay sebelumnya nggak tahu, bisa saja karena lain bukan karena pesawat lain. Sebelumnya aman kok. Di Denpasar ganti sparepart, tandasnya.

(ce1/mys/JPC)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait