iklan

JAMBIUPDATE.CO, KOTAWARINGIN TIMUR - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kotawaringin Timur, Kalimanta Tengah, Jakatan meninggal dunia saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) tentang distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Senin (5/11).

Saat itu dia mengikuti RDP untuk memperjuangkan nasib petani yang kesulitan mendapatkan BBM subsidi.

Pria 58 tahun itu diduga terkena serangan jantung hingga mengembuskan napas terakhirnya.

Jakatan tidak terlihat sedang sakit saat mengikuti RDP itu. Pria yang sangat dekat dengan petani itu terlihat bersemangat.

Jakatan mendapat giliran terakhir untuk menyampaikan pemaparan kepada peserta RDP.

Saat itu dia mengatakan ada terobosan baru dengan memanfaatkan BBM subsidi untuk petani yang dijatah pemerintah melalui Pertamina.

Jakatan pun mengajak DPRD Kotim belajar langsung ke Pertamina di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Studi banding itu untuk mencari cara agar jatah BBM subsidi jenis solar bagi petani di Kotim bertambah.

Namun, tiba-tiba Jakatan terdiam. Hanya terdengar embusan napasnya melalui mikrofon.

Tangan kanannya bergetar. Perlahan dia melepas mikrofon yang digenggamnya. Kepalanya kemudian pelan-pelan tertunduk di atas meja.

Peserta rapat panik. Sejumlah peserta RDP langsung mengerumuni Jakatan.

Mereka menyandarkan kepala Jakatan ke kursi. Ketua Komisi III Rimbun dan Alexius Esliter sempat berupaya memompa jantung Jakatan.

Saya sudah berupaya memberikan pertolongan pertama dengan menekan dadanya. Sempat bernapas, kata Alex.

Kondisi Jakatan ternyata terus memburuk. Wajahnya terlihat membiru dan pucat.

Dia langsung dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit. Namun, nyawa Jakatan tak tertolong.

Dia kena serangan jantung. Meninggalnya saat dibawa menuju RSUD, kata Akhya, dokter yang menangani Jakatan.

Akhya menuturkan, pihaknya sudah berupaya maksimal memberi pertolongan secara medis.

Pembuluh darah terhenti dan ini sering terjadi. Ada banyak faktor penyebab. Bisa saja karena kelelahan. Apalagi, yang bersangkutan tadi tengah bekerja. Saat paparan juga secara emosional," ujar Akhya. (ang/hgn/dc/ign/prokal/jpnn)


Berita Terkait



add images