JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Tim kampanye pasangan calon presiden (Capres) Joko Widodo-Maruf Amin (Jokowi-Amin) dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) memiliki cara sendiri meraup dukungan pemilih. Salah satunya di Provinsi Jambi yang memiliki kurang lebih 2 juta pemilih sesuai daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019.
Pasangan Prabowo-Sandi misalnya yang mengandalkan calon legislatif (Caleg) partai politik (Parpol) koalisi. Para Caleg itu diharapkan bekerja maksimal sebagai ujung tombak perjuangan diarus bawah.
Sedangkan Jokowi-Amin meminta tim pemenangan untuk mengunjungi pemilih dari pintu ke pintu atau dor to dor. Cara ini disebutkan Jokowi sebagai bentuk kampanye yang efektif.
Sutan Adil Hendra (SAH), Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandi mengatakan pihaknya memiliki Caleg kuat. Semua merupakan tokoh dan sebagaian adalah generasi muda pembawa perubahan. Mereka akan menjadi ujung tombak perjuangan untuk memenangkan Prabowo-Sandi, ujar SAH.
SAH menyebutkan, setiap Caleg terutama partai Gerindra wajib untuk mensosialisasikan pasangan nomor urut 02. Semua itu sudah menjadi kewajiban dan komitmen bersama untuk indonesia yang jauh lebih maju.
Kita yakin kalau ini bisa maksimal, Probowo-Sandi bisa menjadi pemenang di Provinsi Jambi, terangnya.
Kedepan, kata SAH, pihaknya bersama koalisi akan membicarakan pemenangan mulai dari saksi hingga persoalan teknis lainnya. Sehingga semua bisa bekerja secara bersama dari kabupaten/kota hingga ke tingkat Provinsi.
Pengamanan suara Pilpres mendapat perhatian serius dan prioritas utama. Kita akan menempatkan saksi sebanyak mungkin di lokasi TPS, ungkapnya.
Dengan demikian semua partai diharapkan memiliki konstribusi yang sama memperbanyak saksi luar. Sehingga kedepan persoalan ini akan terus dikoordinasikan bersama koalisi. Semua Parpol sudah komitmen, jadi tidak ada masalah lagi, ucapnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi dalam kunjunganya belum lama ini menyebutkan jika di zaman keterbukaan media informasi tim harus bisa menggunakan cara-cara yang efektif dalam berkampanye. Dimana mengunjungi pemilih dari pintu ke pintu atau dor to dor.
Baliho perlu, tapi itu tidak memperngaruhi banyak. Datangi masyarakat, sampaikan apa yang sudah kita capai empat tahun ini. Misalnya dana desa sudah 187 triliun yang kita gelontorkan. Hasilnya jalan desa banyak yang sudah terbangun, pos yandu maupun paud, ucapnya.
Dengan pola kampanye seperti ini, Jokowi teringat ketika periode pertama dirinya mencalonkan diri sebagai Walikota Solo. Kala itu dirinya yang tidak diperhitungkan bisa memenangkan pertarungan menghadapi petahana.
Pertama di Solo tidak ada yang kenal Jokowi. Semua lawan kuat. Tapi mereka masih menggunakan cara lama, mengumpulkan orang di lapangan dan saya pilih masuk dari pintu ke pintu, hasilnya saya menang, ungkapnya.
Kemudian periode kedua, Jokowi juga mengaku mendatangi masyarakat dan menjelaskan program yang telah dilakukan. Ada 29 pasar yang dibangun, kartu sehat dan beberapa program unggulan lainnya.
Lihat apa yang terjadi, saya menang 91 persen. Begitu juga dengan pilgub DKI, siapa yang kenal Jokowi. Tapi orang kaget kita bisa unggul, terangnya.
Begitu pula dengan Pilpres mendatang, kata Jokowi, sampaikan apa telah dikerjakan selama ini. Ada kartu sehat, ada kartu pintar, sertifikat maupun infrastruktur. "Memang pembangunan itu tidak mudah, banyak tantangnya dan hujatan. Tapi saya berani mengambil resiko itu karena ingin membangun Indonesia, terannya.
Menurut Jokowi, dirinya tidak mau ambil pusing maka pembangunan cukup dilakukan di Jawa dengan penduduk yang lebih banyak. Namun Indonesia adalah negera kepulauan yang memerlukan pemerataan. "Jika tidak seperti itu bagaimana nasib saudara kita yang lain. Dimana rasa keadilan," tukasnya. (aiz)