iklan Wanita Tergemuk di Kalteng. Foto : net
Wanita Tergemuk di Kalteng. Foto : net

JAMBIUPDATE.CO, PALANGKA RAYA Perjuangan tim medis membawa Titi Wati yang merupakan wanita tergemuk di Kalimantan Tengah ke RSUD Doris Slyvanus, Palangka Raya, membutuhkan usaha ekstra.

Dengan berat badan yang mencapai 350 kilogram, Wati sulit untuk dikeluarkan dari rumahnya.

Petugas pun harus menjebol dinding dan pintu rumah Wati untuk mengeluarkan wanita 37 tahun itu.

Selain itu, petugas juga harus menggunakan mobil pikap untuk membawa Wati ke rumah sakit (RS).

Wati sendiri harus menjalani operasi untuk menurunkan berat badannya. Semua biaya operasi ditanggung pemerintah daerah.

Jika operasi berjalan lancar, bobot Wati akan turun hingga 25 kilogram setiap bulan.

Wakil Direktur Bidang Pendidikan dan Kemitraan RSUD Doris Slyvanus Theodorus Sapta Atmadja mengatakan, kondisi Wati sangat memprihatinkan.

Sebab, Titi Wati hanya bisa tengkurap. Wati juga tidak bisa membalikkan badan.

Theodorus mengaku sudah berkoordinasi dengan tim medis RSUD dr Doris Slyvanus maupun rumah sakit lain untuk berkerja sama.

Wati diperkirakan dirawat selama dua minggu. Theodorus menuturkan, pihaknya belum pernah memiliki pengalaman menangani pasien seperti Wati.

Hal itulah yang membuat pihaknya bekerja sama dengan enam dokter dari Bali.

Pihaknya juga sudah melakukan rapat koordinasi untuk melakukan evakuasi ke rumah sakit.

Kami pikirkan ruangannya agar pasien bisa dioperasi. Kami sudah siapkan spesialis ruangan tersendiri, ujar Theodorus sebagaimana dilansir laman Prokal, Jumat (11/1).

Theodorus menambahkan, pihaknya akan meminta izin pihak keluarga untuk menjebol dinding rumah Wati.

Kalau sudah dijebol, urusan Dinsos menggantinya, kata Theodorus.

Theodorus menegaskan, penanganan tidak akan mudah. Pasalnya, Tiwi Wati sudah tidak beraktivitas dalam waktu lama.

Operasi itu berupa operasi bariatrik, teknik operasi pengecilan dan bypass lambung untuk menurunkan berat badan akibat obesitas, jelas Theodorus.

Theodorus optimistis berat badan Wati turun. Setelah operasi, Wati harus mengonsumsi multivitamin dalam kurun waktu panjang.

Mudah-mudahan dalam enam bulan bobot pasien sudah berkurang, ujar Theodorus.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan keluarga Wati mengenai peralatan yang efektif untuk mengevakuasi yang bersangkutan.

Untuk evakuasi memang kami cari kendaraan yang bisa mengakomodasi Bu Wati. Yang jelas, ambulans tidak muat, kata Andjar. (daq/ign/jpnn)


Sumber: www.fajar.co.id

Berita Terkait



add images