iklan Bupati Kerinci saat menerima kunjungan Dewan rempah dalam menjajaki kerjasama. Foto : Gusnadi / Jambiupdate
Bupati Kerinci saat menerima kunjungan Dewan rempah dalam menjajaki kerjasama. Foto : Gusnadi / Jambiupdate

JAMBIUPDATE.CO, KERINCI- Kabupaten Kerinci juga terkenal dengan primadona rempah dunia melalui kayu Cassiaveranya, dan hingga saat ini tanah surga ini pun juga menjadi salah satu pusat produk hortikultura untuk daerah-daerah sekitarnya.

Kayu manis atau Cassiavera (Koerintji cinnamon), telah dikembangkan sejak Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1929 bersamaan dengan perkebunan teh kayu aro. Sedangkan pada saat ini, Kayu manis asli Kerinci ternyata menjadi komoditi unggulan yang diekspor ke negeri Paman Sam dan Belgia yang menjadi negara eksportir terbesar untuk jenis Cassiavera.

Melihat peluang tersebut, saat ini Pemerintah Kabupaten Kerinci sedang menjajaki menjalin kerjasama dengan PT.EKI tentang pengembangan dan perdagangan kayu manis yang di pasilitasi dewan rempah Indonesia. Sehingga nantinya, hasil olahannya bisa di ekspor ke luar negri seperti Belgia.

"Iya, tadi pagi pihak dewan rempah berkunjung kerumah Dinas membahas masalah kerja sama terkait pengembangan dan perdanganggan Kayu manis Kerinci," ujar Bupati Kerinci, Adirozal.

Usai pertemuan di Rumah Dinas Bupati Kerinci, mereka juga langsung meninjau sejumlah kebun di Kerinci yakni di Kecamatan Siulak, Gunung Kerinci, Siulak Mukai, Gunung Raya, Bukit Kerman, dan Gunung Tujuh.

"Besok mereka juga akan mengadakan seminar diruang pola Bupati Kerinci, terkait pengembangan dan perdanganggan Kayu manis Kerinci yang akan diikuti pengusaha dan petani kulit manis," sebutnya.

Dijelaskan orang nomor Satu di Kabupaten Kerinci tersebut bahwa, Kabupaten Kerinci yang memiliki luas wilayah sebesar 380.850 hektare dengan lahan budidaya seluas 49,6 persen atau setara dengan 189.027,7 hekatre. Jumlah penduduk sebanyak 229.387 Jiwa, dimana 75 persen penduduk hidup dari sektor pertanian.

Kabupaten Kerinci yang terletak di provinsi Jambi, merupakan sentra lokasi terbaik di dunia sebagai penghasil kayu manis dengan kualitas PH tertinggi, yakni mencapai angka 4.8 pH dengan produk olah seperti bubuk, minyak atsiri dan stick (peracik kopi dan teh). "Produk olahan ini, dilakukan pemasaran hingga ke mancanegara dikenal dengan Koerintji Cinnamon," bebernya.

Perkebunan kayu manis ini sambung Bupati, terletak di wilayah perbukitan-perbukitan mengelilingi taman nasional Kerinci Seblat, dengan status APL (Area Penggunaan Lain). Kebun-kebun kayu manis ini, dimiliki oleh masyarakat kerinci sebagai suatu wujud warisan turun-menurun dengan luasan wilayah sangat bervariatif yang diukur dengan batas-batas wilayah dengan metode tradisional dan disebut dengan istilah bidang.

Pada umumnya, masyarakat diwilayah Kecamatan Bukit Kerman, Gunung Raya, Batang Merangin, Gunung Kerinci, dan Siulak, merupakan petani kayu manis. Dimana, mata pencarian utamanya adalah ketergantungan dari kayu manis tersebut.

Salah satu kondisi yang melatar belakangi masyarakat di Kabupaten Kerinci untuk budidaya kayu manis adalah dari sisi pendapatannya yang sangat besar setelah pasca panen. Apalagi setelah Kabupaten Kerinci berhasil meraih Indeks Geograpis (IG) dari Pemerintah Pusat, sehingga harga Kayu Manis sejak itu meroket.

"Sehingga tak heran lagi, saat ini Ratusan petani Kayu Manis berbondong-bondong mendaftarkan haji, bahkan hingga menyekolahkan putra-putri hingga modal pernikahan," ungkapnya.

Melihat peluang yang sangat besar tersebut, saat ini Pemkab Kerinci berusaha keras agar kerjasama dengan PT.EKI bisa terwujud. Hal ini bertujuan, agar ekonomi masyarakat Kerinci khususnya petani bisa meningkat. "Jika sudah kerjasama, tentunya kulit manis warga akan dibeli dengan harga mahal, dikarenakan akan dibawa PT.EKI untuk ekspor keluar negri diolah menjadi berbagai produk," ucapnya.(adi)


Berita Terkait



add images