iklan Ilustrasi. Foto : JPNN
Ilustrasi. Foto : JPNN

JAMBIUPDATE.CO, SURABAYA - Sephia duduk sendirian di Pengadilan Agama (PA)  Kelas 1A Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Dia memegang map berisi berkas perceraian. Dia harus mengakhiri bahtera rumah tangganya dengan suaminya, Donwori.

Bagi wanita 28 tahun itu, Donwori bukanlah sosok suami yang bertanggung jawab.

Selama tujuh tahun menikah, Donwori malas mencari nafkah. Hobinya hanya nongkrong.

Tidak bisa memberi uang belanja, tetapi ngopi setiap hari, kata Sephia.

Ketika Sephia mengajak bercerai, Donwori pada awalnya enggan menyetujui keinginan istrinya.

Butuh waktu tiga bulan bagi Sephia untuk merayu Donwori agar mau menandatangani surat perceraian.

Donwori baru bersedia menandatangani berkas perceraian pada awal 2018 lalu.
Saat itu Sephia diminta datang ke kontrakan baru Donwori. Sephia kaget bukan kepalang ketika melihat wanita lain tinggal bersama Donwori.

Terjawab sudah ke mana aliran uang Donwori selama dua tahun terakhir.

Namun, ada fakta yang lebih menyedihkan. Donwori tidak pernah mau menyentuh Sephia dalam dua tahun terakhir.

Donwori tidak pernah memiliki inisiatif mengajak Sephia berhubungan badan.

Begitu juga ketika Sephia meminta. Donwori selalu punya alasan untuk menolak. Alasannya pun selalu sama, yakni sudah tidak berselera.

Sephia akhirnya merasa geregetan. Selain kebutuhan biologisnya tidak tersalurkan, Sephia makin jengkel karena dianggap tidak menarik lagi.

Paling gara-gara sudah ada yang lain itu. Kasihan banget hidupku. Nikah selama ini cuma punya status, kata Sephia. (opi/sb/is/jay/radarsurabaya/jpnn)


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images