iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Harga komoditas pertanian karet dan CPO pada tahun 2019 ini masih mengalami penurunan. Banyak faktor yang menyebabkan belum pulihnya harga komoditas tersebut.

Bayu Martanto, Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jambi saat Seminar Ekonomi Jambi 2019 di Hotel BW Luxury, mengatakan, faktor pertama tekanan terhadap permintaan di mana kebijakan biofuel Uni Eropa yang menekankan pada aspek lingkungan kelangsungan lingkungan.

Selain itu, faktor tekanan lain juga terjadi karena kecenderungan penurunan permintaan CPO dari Uni Eropa akibat kampanye negatif kelapa sawit.

Faktor kedua yakni produksi melimpah akibat kondisi iklim yang mendukung dan ketiga karena potensi perlambatan harga minyak akan mengakibatkan rendahnya harga CPU untuk kebutuhan biofuel.

"Permintaan di 2009 akan membaik akibat adanya sentimen menurunnya bea masuk CPO ke India CPO 40 persen dari 44 persen dan RPO 50 persen dari sebelumnya 54 persen. Harga CPO telah mencapai Batam dan diperkirakan akan meningkat dan serapan CPO domestik diperkirakan meningkat akibat implementasi B20 dan percepatan program B30,"kata Bayu.

Sementara itu, pada tahun 2019 harga karet juga diperkirakan belum pulih. Diprediksi belum pulihnya harga karet pada tahun ini diakibatkan oleh tekanan terhadap permintaan sektor otomotif Tiongkok diperkirakan paling berdampak perang dagang, potensi menurunnya harga minyak dunia dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat yang diperkirakan melambat.

Dari sisi lain yakni faktor kondisi oversupply di negara produsen utama yakni Indonesia Malaysia dan Thailand dan belum menemukan kesepakatan kembali untuk melakukan pemangkasan produksi. Namun sentimen positif pada harga karet masih terjadi di tahun 2019 karena berasal dari pemotongan produksi oleh Thailand dan peningkatan serapan domestik karet sebagai campuran konstruksi Jalan Raya.

" Jadi kalau konstruksi Jalan Raya sudah menggunakan campuran dari karet tentu ini akan mendongkrak harga karet mudah-mudahan realisasinya bagus, "ujarnya. (yni)


Berita Terkait



add images