iklan ilustrasi tambang (Dok. JawaPos.com)
ilustrasi tambang (Dok. JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengirim tiga inspektur tambang menuju lokasi longsornya tambang ilegal di Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara. Upaya itu dilakukan untuk mengevakuasi korban longsor.

Kementerian ESDM telah kirim inspektur tambang tiga orang ke lokasi membantu proses evakuasi. Berkoordinasi dengan dinas pertambangan, koordinasi dengan Basarnas, dengan aparat hukum, kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (Biro KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (27/2).

Selanjutnya, Kementerian ESDM akan berkoordinasi dengan aparat hukum dalam menangani kasus penambangan ilegal. Pasalnya, kasus ini banyak memakan korban dan merugikan banyak pihak.

Informasi lainnya bahwa langkah Kementerian ESDM berkoordinasi dengan aparat hukum untuk menangani illegal mining, tuturnya.

Perihal jumlah tambang ilegal, Agung belum mengetahui jumlah yang sudah terdata di Kementerian ESDM. Meski demikian, pihaknya serius untuk menangani kasus-kasus penambangan ilegal.

Belum tahu. Ini kan wilayahnya teman-teman provinsi, katanya.

Sekedar informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, satu orang ditemukan tewas dan setidaknya 13 orang diselamatkan sebelum pukul 05.00 hari Rabu (27/2). Seorang juru bicara mengatakan, balok pendukung memberi jalan di tambang karena tanah tidak stabil dan banyak poros pertambangan.

Diperkirakan sebanyak 60 orang terkubur di bawah tanah longsor. Mereka tertimbun tanah dan material batuan, kata BNPB.

Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan tim penyelamat dan orang-orang lokal bekerja sepanjang malam untuk membawa para korban yang selamat dari lereng bukit yang tertutup lumpur.

Insiden mengerikan itu terjadi di tambang emas ilegal skala kecil. Mereka bersusah payah demi mencari nafkah bagi keluarganya.

Penambangan emas skala kecil dilarang di Indonesia, tetapi masih tersebar luas di daerah pedesaan. Kurangnya peraturan dan buruknya konstruksi tambang darurat berarti kecelakaan relatif sering terjadi.

Editor : Saugi Riyandi

Reporter : Hana Adi


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait