iklan Ilustrasi. Foto : JPNN
Ilustrasi. Foto : JPNN

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Eggi Sudjana membuka wacana agar Kopassus dilibatkan dalam pengamanan kotak suara usai pencoblosan 17 April 2019.

Usulan didasari dugaan keterlibatan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) dan kepolisian memenangkan pasangan capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - Maruf Amin.

"Maka kami dari BPN (Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, red) ada usulan, kotak suara dititip di Koramil. Kami masih percaya ke TNI walau panglimanya kita tahu sudah ke sana," kata Eggi pada diskusi yang dilakukan gelar Seknas Prabowo-Sandi di Jakarta, Selasa (5/3).

"Tapi ada hal lain, ada unsur Kopassus untuk bisa jembatani kepentingan kotak suara. Ini bukan dwi fungsi tapi memfungsikan TNI supaya pemilu aman," imbuhnya.

Sebelumnya, Eggi menyamoaikan kekhawatirnya bakal terjadi abuse of power jika dwifungsi TNI kembali dihidupkan.

lasannya sederhana, TNI selama ini mempunyai fungsi yang sangat vital, yaitu menjaga keamanan negara.

"Jadi, fungsi keamanan yang vital ini kalau kemudian jadi dwi atau ditambah fungsi lain, bisa dibayangkan secara fungsional bisa terjadi yang namanya abuse of power. Bahkan bisa menjaga keamanan menjadi tidak ada demokrasi," ujar Eggi.

Diskusi mengangkat tema Rezim Jokowi Mau Hidupkan Dwifungsi TNI? Hadir sebagai narasumber mantan Kasum TNI Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo, politikus PAN Eggi Sudjana, pengamat politik Ubedilah Badrun dan inisiator GARBI Mahfudz Siddiq.

Eggi khawatir, dwifungsi hanya akan mengakibatkan disfungsional. Karena itu, dalam konteks berbangsa, fungsi TNI cukup satu yaitu menjaga keamanan.

"Dalam konteks ini saya enggak ada maksud mendegradasi TNI. Tapi perlu diketahui, politik dalam negeri kita menentukan politik luar negeri," ucapnya. (gir/jpnn)


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images