iklan Akibat curah hujan yang tinggi menguyur wilayah Kabupaten Madiun hampir 10 jam lebih menyebabkan air sungai meluap hingga merendam ratusan rumah di beberapa wilayah. (RENDRA BAGUS RAHADI/JAWA POS RADAR MADIUN)
Akibat curah hujan yang tinggi menguyur wilayah Kabupaten Madiun hampir 10 jam lebih menyebabkan air sungai meluap hingga merendam ratusan rumah di beberapa wilayah. (RENDRA BAGUS RAHADI/JAWA POS RADAR MADIUN)

JAMBIUPDATE.CO, Daerah terdampak banjir di Provinsi Jatim terus bertambah. Selain Madiun, musibah banjir terjadi di Kabupaten Ngawi. Kemarin (8/3) jumlah dapur umum dan tenda pengungsian di kabupaten paling barat di Jatim itu terus ditambah.

Berdasar catatan BPBD Kabupaten Ngawi, banjir terjadi di 25 desa. Sebanyak 3.825 rumah masih terendam air hingga kemarin.

Banjir juga membuat 3.807 kepala keluarga mengungsi. Sebagian merupakan warga Desa Kersikan, Kecamatan Geneng.

Di lokasi itu, ketinggian air terparah mencapai bahu orang dewasa. Seluruh rumah warga dan jalan desa terendam air. Area pertanian turut menjadi sasaran luapan Bengawan Madiun.

Proses evakuasi di Desa Kersikan dilakukan hingga sore kemarin. Sejumlah tim BPBD yang dibantu personel TNI-Polri mendatangi lokasi bencana. Mereka membujuk warga untuk segera mengungsi.

Saya kangen rumah terus. Rasanya sulit untuk mengungsi, kata Joko Santoso, salah seorang warga, yang ditemui di rumahnya.

Pria 45 tahun itu masuk ke pengungsian pada Kamis malam (7/3). Namun, dia akhirnya memilih beristirahat di rumah karena tak kerasan. Meski, air sudah masuk dan merendam seluruh perabotan miliknya.

Menurut Joko, banjir kali ini memang cukup parah. Air mulai masuk ke Desa Kersikan pada Kamis. Awalnya ketinggian hanya 20 sentimeter. Lama-kelamaan ketinggian air bertambah. Itu membuat warga kalang kabut dan mencari tempat yang aman.

Saat mengungsi, Joko masih sempat mengingat nasib ternaknya. Tiga sapinya dipindahkan ke tempat yang aman. Yakni, Jalan Desa Kersikan. Yang penting sapinya ngungsi dulu. Saya kan bisa lari, katanya, lantas tertawa.

Bukan hanya Joko, warga pun berbondong-bondong mengungsikan ternak mereka kemarin. Sapi-sapi besar diikat di Jalan Desa Kersikan. Kawasan itu berubah mirip pasar hewan.

Jemadi, warga yang lain, juga memilih tetap tinggal di rumah. Meski badan menggigil, dia tetap tidur di ruang tamu yang kondisinya memprihatinkan. Suami Suratmi itu hanya pasrah saat rumahnya terendam air hingga 60 sentimeter.

Di sisi lain, hingga siang kemarin tercatat 5.707 KK di Madiun mengungsi. Mereka menempati sejumlah posko yang tersebar di beberapa lokasi. Pos induk di kantor Kecamatan Balerejo paling banyak dihuni pengungsi.

Karena air mulai surut, mereka berangsur-angsur balik ke rumah masing-masing. Di tempat bermalam itu, warga mulai terserang sakit. Sedikitnya 151 warga menderita demam. Mereka juga terkena batuk dan pilek. 

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (hen/c10/git)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images