iklan Penembakan Umat Muslim di Masjid Al Noor New Zealand. Foto : Ist
Penembakan Umat Muslim di Masjid Al Noor New Zealand. Foto : Ist

JAMBIUPDATE.CO, SELANDIA BARU Penembakan di masjid di Kota Christchurch menyebabkan 49 orang tewas. Penembakan terjadi di dua masjid, yakni Masjid Al Noor di Deans Ave dan Masjid Linwood, Linwood Ave, Selandia Baru.

Di Masjid Al Noor, pelaku dilaporkan menembaki jemaah di tengah ibadah salat Jumat. Sementara di Linwood, seorang jemaah Sabir Hussein kepada Stuff mengaku melihat satu mayat di luar masjid.

Seperti dilansir indiatimes.com, di Masjid Al Noor, pelaku dilaporkan menembaki jemaah di tengah ibadah salat Jumat. Sementara di Linwood, seorang jemaah Sabir Hussein kepada Stuff mengaku melihat satu mayat di luar masjid.

Sebelumnya Hussein mengatakan, imam masjid dalam solat Jumat mengatakan ada penembakan di Masjid Al Noor. Dia lantas menduga pelaku mengincar masjid lainnya.

Hussein langsung keluar dari jendela dan bersembunyi hingga polisi datang.

Saksi mata lainnya mengatakan pelaku mengenakan rompi anti peluru, melepaskan tembakan ketika jemaah sedang salat Jumat. Polisi mengimbau warga untuk tidak keluar rumah.

Tidak ada informasi warga Indonesia yang jadi korban. Namun informasi beredar di kalangan WNI di Selandia Baru bahwa peristiwa terjadi di empat tempat.

Dua masjid, masing-masing berkapasitas 1.000 jamaah, RS di sekitar sana, dan sekolah di dekat masjid, kata seorang WNI kepada kumparan.

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang tersebar di media sosial, Senator Queensland Fraser Anning dikecam akibat pernyatannya yang menyakitkan soal penembakan di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat (15/3).

Anning mengatakan, serangan ini merupakan ketakutan terhadap kehadiran Muslim yang meningkat di masyarakat Australia dan Selandia Baru.

Dia mengklaim, penyebab sebenarnya dari pertumpahan darah yang menyebabkan puluhan orang tewas adalah kebijakan Imigrasi Selandia Baru.

Saya sangat menentang segala bentuk kekerasan dalam komunitas kami, dan saya benar-benar mengutuk tindakan si penembak, kata Anning.

Namun, memang jenis kekerasan seperti ini tidak pernah bisa dibenarkan, yang disoroti adalah ketakutan yang tumbuh dalam komunitas kami, baik di Australia dan Selandia Baru, terhadap meningkatkan kehadiran Muslim, lanjutnya.

Dia melanjutkan, setelah kasus ini, media dan para politisi sayap kiri akan mengklaim bahwa penyebab penembakan adalah regulasi kepemilikan senjata api. Ada juga yang memiliki pandangan nasionalis tetapi ini semua klise dan omong kosong.

Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim bermigrasi ke Selandia Baru sejak awal, tuding Anning.

Menurut Anning, meskipun Muslim mungkin menjadi korban serangan, ia juga mengklaim kalau Muslim juga pelaku.

Agama ini sebenarnya ekuivalen dengan fasisme, ujar Anning merujuk pada Islam. Sementara, Anning telah menghapus pernyatannya. Namun, kemarahan di media sosial akibat pernyataannya yang menyakitkan terus terjadi.

(indiatimes/pojoksatu)


Sumber: www.pojoksatu.id

Berita Terkait



add images