iklan Seorang saksi mata yang selamat dari penembakan di Masjid Linwood, Christchurch, Selandia Baru menceritakan, bagaimana temannya mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan teroris beraksi dan merampas senjatanya (9News)
Seorang saksi mata yang selamat dari penembakan di Masjid Linwood, Christchurch, Selandia Baru menceritakan, bagaimana temannya mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan teroris beraksi dan merampas senjatanya (9News)

JAMBIUPDATE.CO, Seorang saksi mata yang selamat dari penembakan di Masjid Linwood, Christchurch, Selandia Baru menceritakan, bagaimana temannya mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan teroris beraksi dan merampas senjatanya. Dilansir dari The New Zealand Herald pada Jumat (15/3), Syed Mazharuddin menyaksikan serangan itu di Masjid Linwood, dia lalu bersembunyi.

Namun dia bisa merasakan posisi teroris itu sangat dekat dengannya. Orang-orang ketakutan dan ada yang berteriak-teriak dan saya mencoba berlindung, katanya.

Menurutnya, pada saat dia berlindung, teroris itu masuk dari pintu masuk utama masjid. Saat itu di masjid ada sekitar 60 hingga 70 orang di sana.

Di sekitar pintu masuk ada orang-orang tua yang duduk di sana berdoa. Teroris itu mulai menembaki mereka, ujar Mazharuddin .

Mazharuddin mengatakan, teroris itu mengenakan alat pelindung dan menembak jamaah dengan liar. Ditengah-tengahnya, seorang lelaki dari dalam masjid kemudian mencoba untuk menghentikan teroris itu agar berhenti menembak.

Pria muda yang biasanya mengurus masjid melihat kesempatan dan menabrak teroris itu. Dengan berani, ia lalu mengambil senjatanya, kata Mazharuddin. Namun senjata tersebut rupanya sudah kehabisan peluru.

Teroris itu lalu berlari ke belakang. Ada orang yang menunggunya di mobil dan mereka melarikan diri.

Mazharuddin mengatakan, teman-teman di sekitarnya telah tertembak di dada dan lainnya di kepala. Salah satu temannya meninggal di tempat kejadian, yang lain berdarah dengan hebat ketika Mazharuddin mencoba menghubungi layanan darurat.

Saya lari dan kemudian polisi datang dan mereka tidak membiarkan saya masuk lagi sehingga saya tidak bisa menyelamatkan teman saya, dia berdarah hebat, katanya. Butuh hampir setengah jam, lebih dari setengah jam pada saat ambulans bisa tiba dan saya pikir dia pasti sudah meninggal.

Sementara itu, seorang saksi mata lainnya yang selamat dari penembakan di Masjid Al Noor di Deans Ave mengatakan, temannya ditembak mati ketika ketiga anaknya melarikan diri dari tembakan teroris. Pria ini, pria teroris ini, berdiri di sana mungkin sekitar dua menit. Setelah itu dia menembak semua orang, semua orang, orang muda, perempuan tua, kata Al-Nobani.

Teroris itu juga menembak di jalan, jalan utama, antara taman dan masjid dan dia menembaki teman saya, katanya menambahkan.

Al Nobani juga merasa respon polisi tergolong lamban. Polisi juga membutuhkan 20 menit untuk datang. Padahal, kami berada di tengah kota, katanya dengan marah.

Di tengah-tengah Christchurch, 20 menit kemudian polisi datang. Tidak ada lalu lintas sekitar. Anda perlu dua menit maksimum respons, kata Al Nobani.

Editor : Dyah Ratna Meta Novia

Reporter : Dinda Lisna


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait